Kamis, 30 Desember 2010

BUNDA

Sembilan bulan sepuluh hari lamanya
Dari rahim menjadi janin berada
Janin muda
Pengorbanan tak terkira
Dan aku lahir juga
Jasa bunda sejagat
Bercucuran keringat
Tetap semangat
Seiring dekapan hangat
Dengan kasih sampai hanyat


Bunda….
Ananda berharap tetap guna
Walau ananda hina dan dina
Selalu Ananda berusaha
Semoga bunda bahagia
Walau kasihku setetes air garam di samudra lepas
Dunia memang berbeda
Tak selalu mesti bersama
Bunda tetap di jiwa ananda
Raga ananda
Juga jiwa bunda
Karangan bunga kamboja….
Ukiran bianglala
Lautan samudra hindia
Di tanah tumpah darah Indonesia
Intan permata
Kemegahan dunia
Tak seberapa
Bunda adalah bunda
Tiada yanglain
Yang kukerkenang sepanjang masa
Sepanjang hayat
Tak pernah ada riwayatnya

Puisi Sahabat

Sahabat….
Telah kau daki bumi pertiwi
Gunung biru itu kemerdekaan
Meraih pelita harapan
Roda kehidupan masa depan
Menuju kecerahan


Sahabat…
Rindu hati ingin bertemu
Walau mentari telah berlalu
Dalam paruh waktuku
Ku tetap menunggu

Sahabat…
Ketika hati ini linglung
Jeritan Adzan berkumandang menghiburku
Dikau menggerakkan tangan mungil dengan mutiara suci
Ke Surau kecil beratap tresula
Hingga raga ini tenang

Selamat Jalan Friza……..



Dulu kebersamaan itu ada
Sekarang kuhidup sebatang kara
Sohib…
Tak da lagi bubur menjadi nasi
Harapan hampa
Hanyalah kenangan yang ada di kalbuku
Semua hangus
Pedang mulai memamerkan kilatnya
Memotong waktu
Menghapus dan merebut kebahagiaan kita sohib
Kapanku harus bertemu
Kapan ku harus bisa memelukmu
Sedang engkau sudah ditelan bumi
Air matamulah yang bisa kurindukan untuk mengenangmu
saat detik terakirmu tiba
Kau terbaring lunglai di bangsal misterius itu
Melepas boneka mungil dariku
Meninggalkanku termangu
Itulah kenanganmu

Sohib…..
Semoga kau bahagia

SELAMAT TINGGAL SOHIB!!!!!!!!!!!!!

CINTAKU



Kutanam senyumku direlung hatimu kasih;
Lembut nian akan senyummu
Awan biru trus menanti sang bayu
Menuju sinar harapan

Kasih……
Hidup itu sebuah jembatan
Jika terus terlewati
Hidup kita indah
Jikatak bisa melampauinya
Berarti kita gagal
Kasih…..
Jika suatu hari kau merindukanku
Ambillah setangkai bunga mawar yang merekah segar
Ciumlah dan resapilah dalam dalam
Kau bingkai lukisan bunga itu di hatimu
Kau perhatikan dengan kidmad
Itulah lambang cintaku padamu

AKU BUKAN DIA

Akulah aku
Aku bukan dia
Dia pun bukan aku
Npa sih aku selalu disamakan dengan dia???
Aku memang begitu tidak pantas dihadapannya
Tpi mengapa mereka terlalu tragis,tega tak tahu perasaan

Selalu mengejekku
Orang yang paling ku sayang pun juga begitu
Aku tak terima tuhan!!!!!!
Aku benci dia termasuk orang yang paling kusukai
Aku benci mereka!!!!!!!!!

Ini tak adil tuhan
Tapi aku juga memakluminya
Aku tahu
Diriku lebih rendah dari yang lain tapi mengapa bisa begitu
Tuhan ………….
Jangan benci aku jika berkata begitu
Jika orang lain membacanya
Biarkanlah mereka mau mengartikan bagaimana!!!!!!!
Hatiku benar benar kesal………………!!!!!

Burung Camar

Langit begitu kelam
Matahari mulai tenggelam
Dan…
Burung camar itu mulai pulang ke sangkarnya
Membagi makan dan kasih sayangnya

Kabar burung
Menyejukkan hatiku
Kesetiaannya……..
Begitu berlambang
Taukah kau kawan……..
Ibu dan anaknya selalu bersama
Tak ada yang tertinggal
Kasih sayangnya pun penuh

Kawan aku ingin seperti dia
Aku ingin dipeluk ,dimanja....
Seperti dia
29 september 2010

Dear Deary

Dunia penghianatan

Tak lepas akan asalnya

Namun semua sudah terlambat

mata sembab tak berguna

Dunia sudah tak karuan

Dunia telah sesak dan pengap

Hati ini pun juga

Aku tak tahu gimana dia aku sebel

Mengapa begini

Dasar tak tahu diri

Sampai kapanpun ku tidak akan terima

Dasar panghianat !!!!!!!!!!!!!!!

Jumat, 29 Oktober 2010

NALURIKU: Hidup-Ku

NALURIKU: Hidup-Ku

J3j@g CiNt4 Qu

kulangkahkan kaki ku tiap hari
Kusandarkan bebanku di dadamu
Disini aq tergiang.......
Semua sepi senyap taq da cinta......

semua haruz terhapuzzz
namun taq bza tuq menghapuznya

mengapa kini cinta haruz terukir
padahal tak da lagi kesempatan itu datang
walau bumi pijakku langit pijaqmu
itulah cinta mu......


5AF kan driku yg hruz menghapusmu
demi kedamaian
selamanya.....

Kini qu hanya bisa b'doa
moga kau da disisi tuhan
Bahagia ...
Melupakanku...

Rabu, 21 April 2010

SATU HATI DUA CINTA (REVISI)

Oleh Siti Khoirunika

Hari menyengat garang. Tanah pinggir jalan mulai merekah. Mata air kota Jakarta hampir surut. Akhir-akhir ini kerjaku cuma melamun dan melamun. Kenapa ya? Kamu tahu nggak setelah aku pindah ke kota ini pujaan hatiku hampir tidak pernah beri kabar! Entah mengapa! Menyebalkan bukan? Kira kira apa yang dia lakukan setelah kepergianku? Coba simak ceritanya! Eh hampir lupa. Kenalin namaku Runika Zakwa Ayu Ningtyas. Panjang, ya? Panggil saja aku Tyas. Dan kamu mau tahu nggak nama pujaan hatiku. Namanya indahhhhhhhh sekali, namanya sih Gilang Bagus Pratama. Dia sekarang tinggal di Boyolali, tanah yang kaya akan pohon jati dan buah-buahan.

* * *

Setelah beberapa bulan aku meninggalkannya, aku merasa bahagia untuk hidup baruku. Walau kalbu ini berselimut duka. Kini aku hanya bisa menghibur jiwaku dengan mimpi,saat bersamanya. Menyakitkan bukan? Kalau cinta itu harus dipendam, tanpa kehadiran sang pujaan hati.

”Tyas,aku mau tanya!” ucap Gilang dengan tersenyum manis.
Uh....batinku tambah deg-degan nih.Tanya apa lagi dia, ya? Atau jangan jangan dia mau nembak aku untuk ke dua kalinya. Dulu dia pernah mengungkapkannya, tapi kutolak. Karena aku merasa belum butuh cinta. Apa benar ya dia akan mengungkapkan perasaannya untuk kedua kalinya?
”E...e..bo..boleh. Tanya apa, ya?” kataku gugup.
”Tyas, kamu masih ingat tidak dulu waktu aku nembak kamu. Kamu nolak, kan?”
”Ya, terus mengapa?”
”Em...kalau aku mencoba lagi, boleh, nggak?”
”Gimana, ya?”
”Tyas, kumohon. Aku sangat mencintaimu. Lama aku memendamnya. Andai kau yang jadi aku, pasti hatimu sakit. Iya bukan?”
Hatiku pun luluh akhirnya aku menerimanya. Berbulan-bulan yang aku jalani dengannya baik-baik saja. Lama kelamaan aku bisa tahu apa arti cinta sesungguhnya.

Tok, tok, tok! Terdengar suara ketokan pintu di kamarku.Lamunanku buyar. Lalu ku buka pintu kamarku. Dan ternyata Bi Surya.

“Masuk bi! Ada apa?”
“Nih Non,ada surat untukmu.”
“Ya,trims. Dari siapa, Bi?”
“Baca saja, Non. Pasti tahu sendiri!”
“Ya sudah deh!”

Kubuka pelan-pelan surat itu. Kubaca kopnya surat itu dari Gilang.



Untuk Kekasihku,

Sebelumnya aku minta maaf, Tyas. Lama aku tak pernah beri kabar apalagi berjumpa.Tyas sayang, sebenarnya aku sayang kamu tapi...jika kau tahu aku harus melepaskanmu. Aku terpaksa Tyas. Aku terpaksa.Kau tahu berbulan-bulan aku menunggumu,mengharapkan kehadiranmu. Tapi apa daya? Semua mustahil! Aku tahu kamu pindah karena kehendak orang tuamu. Dan sekarang aku mohon carilah yang lebih baik selain aku. Aku mohon setulus hati kata maafku Tyas. Dan mulai sekarang anggap saja aku tak ada.

Salamku

”Lang, kau jahat,jahat!”
”Bundaaaaaaaaaaaa...!”
Kuremas kertas itu, lalu kusiapkan koper pakaianku. Aku tak terima atas itu semua. Hari ini juga aku harus ke Purwokerto.
”Tyas,mau mau ke mana, Nak?”
”Bun aku pamit, aku mau kembali ke Purwokerto. Dan Tyas akan menginap di rumah nenek,Bun!”
”Tapi...?”
”Sudah Bu,Bunda tenang saja. Tyas mohon!” aku terus keluar kamar. Tak pedulikan suara bunda. Air mataku terus mengalir,sampai mataku sembab. Ku starter mobil BMWku.

Setiba di sana menuju rumah nenek aku bersimpangan dengan Gilang. Dia berboncengan dengan cewek berambut pendek dan berpakaian panjang berwarna biru dengan motor Ninja-nya.
”Itu kan pakaianku dulu!” ucapku dalam hati. Kuhentikan mobil ku, lalu aku turun dari mobilku.
”Gilanggggggg!!”
Gilang menghentikan motornya kemudian dua insan menatapku. Gilang turun dari motornya kemudian dia mendekapku tetapi aku sempat mencegahnya. Lalu perempuan itu menyusulnya.
”Ha...kamu. Kamu Nara kan? Adik sepupuku. Iya kan? Kau jahat,Ra!”
”Kamu, kamu mbak Tyas!”
”Ya siapa lagi kalau bukan aku. Kalian munafik! Dan kau Lang. Kamu ingin putus denganku karena adikku kan? Yang lebih cantik,seksi. Iya kan? Dasar munafik!”
”Tyas,tidak. Aku sayang kamu!”
”Gombal!”
”Iya kak aku hanya sahabatan saja!”
”Apa, Ra! Kamu bilang sahabat! Tidak mungkinlah. Dia saja barusan mutusin aku! Kalau bukan kamu siapa lagi cewek yang di pujanya!”
”Tidak mbak! Aku tak kan pernah menyakiti hati mbak Tyas”
”Iya Tyas, aku sayang kamu kok. Aku dan Nara hanya sebatas sayang seorang adik!” timpal Gilang.
”Nggak mungkin! Oke. Mulai sekarang aku akan melupakanmu!”
Kubuka pintu mobilku, tetapi Gilang menghadangnya.
”Tyas,aku mohon. Maafkan aku! Aku berjanji tak akan mengecewakan kamu. Aku akan coba berlati sabar untuk menunggumu sampai kapan pun. Aku janji!” ucapnya sambil mendekap tanganku di dadanya.
”Maafin aku ya? Aku hanya bercanda. Aku tahu kamu pasti tak terima atas semua ini. Iya kan?”
”Iya mbak. Aku juga tak kan pernah cinta sama Mas Gilang. Aku kan sudah tahu kalau mbak pacarnya. Tadi aku cuma mengajaknya ke rumah nenek. Katanya kamu ke sana. Tadi bundamu bilang kamu akan berkunjung,”ucapnya sambil memelukku.
”Ya sudah maafin aku ya?”
Akhirnya kami pun saling memaafkan. Dan buat Gilang cinta dia harus dibagi untukku dan Nara.Aku pun juga. Aku akan berusaha untuk tidak cemburu bila Gilang dekat dengan Nara. Dan aku akan saling mengerti.

Rabu, 07 April 2010

SATU HATI DUA CINTA

Oleh Siti Khoirunika

Hari menyengat garang. Tanah pinggir jalan mulai merekah. Mata air Kota Jakarta hampir surut. Akhir akhir ini kerjaku cuma melamun dan melamun. Kenapa ya? Kamu tahu nggak setelah aku pindah ke kota ini pujaan hatiku hampir tidak pernah beri kabar! Entah mengapa! Menyebalkan bukan? Kira kira apa yang dia lakukan setelah kepergianku? Coba simak ceritanya!!! Eh hampir lupa. Kenalin namaku Runika Zakwa Ayu Ningtyas.panjang ya? Panggil aja aku Tyas. Dan kamu mau tahu nggak nama pujaan hatiku. Namanya indahhhhhhhh sekali, namanya sih Gilang Bagus pratama. Dia sekarang tinggal diBoyolali, tanah yang kaya akan pohon jati dan buah buahan.

* * *

Setelah beberapa bulan ku meninggalkannya, aku merasa bahagia untuk hidup baruku. Walau kalbu ini berselimut duka. Kini aku hanya bisa menghibur jiwaku dengan mimpi,saat bersamanya. Menyakitkan bukan? Kalau cinta itu harus dipendam, tanpa kehadiran sang pujaan hati.

”Tyas,aku mau tanya!” ucap Gilang dengan tersenyum manis.Uh....batinku tambah deg-degan nih.Tanya apalagi dia ya? Atau jangan jangan dia mau nembak aku untuk ke dua kalinya. Dulu dia pernah mengungkapkannya, tapi kutolak. Karena aku merasa belum butuh cinta. Apa benar ya dia akan mengungkapkan perasaannya untuk ke dua kalinya?
”E...e..bo..boleh. Tanya apa ya?” kataku gugup.
”Tyas, kamu masih ingat tidak dulu waktu aku nembak kamu. Kamu nolak kan?”
”Ya, terus mengapa?”
”Em...kalau aku mencoba lagi, boleh nggak?”
”gimana ya?”
”Tyas, ku mohon. Aku sangat mencintaimu. Lama aku memendamnya. Andai kau yang jadi aku, pasti hatimu sakit. Iya bukan?”
Hatiku pun luluh akhirnya ku menerimanya. Berbulan bulan yang aku jalani dengannya baik baik saja. Lama kelamaan aku bisa tahu apa arti cinta sesungguhnya.

Tok, tok, tok. Terdengar suara ketokan pintu di kamarku.Lamunanku buyar. Lalu ku buka pintu kamarku. Dan ternyata Bi Surya.

“ Masuk bi! Ada apa?”
“Ni non,ada surat untuk mu”
“Ya,trim. Dari siapa bi ?”
“Baca saja, Non. Pasti tahu sendiri!”
“ Ya sudah deh”

Kubuka pelan pelan surat itu. Kubaca kopnya surat itu dari Gilang.



Untuk Kekasihku,

Sebelumnya aku minta maaf, Tyas. Lama aku tak pernah beri kabar apalagi berjumpa.Tyas sayang, sebenarnya aku sayang kamu tapi...jika kau tahu aku harus melepaskanmu. Aku terpaksa Tyas. Aku terpaksa.Kau tahu berbulan bulan aku menunggumu,mengharapkan kehadiranmu. Tapi apa daya? Semua mustahil !!! Aku tahu kamu pindah karena kehendak orang tuamu. Dan sekarang aku mohon carilah yang lebih baik selain aku. Aku mohon setulus hati kata maafku Tyas. Dan mulai sekarang anggap saja aku tak ada.

Salamku

”Lang, kau jahat,jahat!”
”Bundaaaaaaaaaaaa!!!!”
Kuremas kertas itu, lalu ku siapkan koper pakaianku. Aku tak terima atas itu semua. Hari ini juga aku harus ke Purwokerto.
”Tyas,mau mau kemana nak?”
”Bun aku pamit, aku mau kembali ke Purwakarta. Dan Tyas akan menginap di rumah nenek,bun”
”Tapi...”
”Sudah bu,bunda tenang saja. Tyas mohon!” aku terus keluar kamar. Tak pedulikan suara bunda. Air mataku terus mengalir,sampai mataku sembab. Ku starter mobil BMWku. Setiba disana menuju rumah nenek aku bersimpangan dengan Gilang. Dia berboncengan dengan cewek berambut pendek dan berpakaian panjang berwarna biru dengan motor Ninjan nya.
”Itu kan pakaian ku dulu!” ucapku dalam hati. Kuhentikan mobil ku, lalu aku turun dari mobilku.
”Gilanggggggg!!”
Gilang menghentikan motornya kemudian dua insan menatapku. Gilang turun dari motornya kemudian dia mendekapku tetapi aku sempat mencegahnya. Lalu perempuan itu menyusulnya.
”Ha...kamu. Kamu Nara kan? Adik sepupuku. Iya kan? Kau jahat,Ra!”
”Kamu, kamu mbak Tyas!”
”Ya siapa lagi kalau bukan aku. Kalian munafik! Dan kau Lang. Kamu ingin putus denganku karena adikku kan? Yang lebih cantik,sexsi. Iya kan? Dasar munafik!”
”Tyas,tidak. Aku sayang kamu!”
”Gombal!”
”Iya kak aku hanya sahabatan saja!”
”Apa, Ra!Kamu bilang sahabat! Tidak mungkinlah. Dia saja barusan mutusin aku! Kalau bukan kamu siapa lagi cewek yang di pujanya!”
”Tidak mbak! Aku tak kan pernah menyakiti hati mbak Tyas”
”Iya Tyas, aku sayang kamu kok. Aku dan Nara hanya sebatas sayang seorang adik!” timpal Gilang.
”Nggak mungkin! Oke. Mulai sekarang aku akan melupakanmu!”
Ku buka pintu mobilku, tetapi Gilang menghadangnya.
”Tyas,aku mohon. Maafkan aku! Aku berjanji tak akan mengecewakan kamu. Aku akan coba berlati sabar untuk menunggumu sampai kapanpun. Aku janji” ucapnya sambil mendekap tanganku di dadanya.
”Maafin aku ya? Aku hanya bercanda. Aku tahu kamu pasti tak terima atas semua ini. Iya kan?”
”Iya mbak. Aku juga tak kan pernah cinta sama Mas Gilang. Aku kan sudah tahu kalau mbak pacarnya. Tadi aku cuma mengajaknya kerumah nenek. Katanya kamu kesana. Tadi bundamu bilang kamu akan berkunjung”ucapnya sambil memelukku.
”Ya sudah maafin aku ya”
Akhirnya kami pun saling memaafkan. Dan buat Gilang cinta dia harus dibagi untuk ku dan Nara.Akupun juga. Aku akan berusaha untuk tidak cemburu bila Gilang dekat dengan Nara. Dan aku akan saling mengerti.

Rabu, 17 Maret 2010

TINGGAL KENANGAN (REVISI)

Oleh Siti Khoirunika

Pagi yang penuh dengan taburan embun di dahan bunga pujaan hati. Dan kilatan cemerlang sang surya mulai menengok Monik yang sedang merapikan kamarnya. Sementara Paklik Ujang sedang mencuci mobil BMW milik Yanda. Sementara itu, kakak sepupunya mencuci motor Ninjanya. Monik keluar dari kamarnya, lalu dia menyambar kain pel dan ember, membersihkan lantai rumahnya yang berdebu.

Rumahnya tak begitu mewah, hanya terbuat dari kayu jati yang berukir, sedangkan lantainya terbuat dari batu marmer yang indah. Mereka tinggal di Kota Solo bersama orang tuanya. Di kota ini, penduduknya masih mempertahankan tradisi Jawa. Gaya bicaranya sopan, berbeda sekali dengan anak-anak kota yang kalau berbicara suka dengan bahasa gaul.

Monik sekolah di SMA N 2 Surakarta. Sekolah itu merupakan sekolah favorit di Solo. Di sana siswa-siswanya banyak yang ikut audisi model di VITA. Kampusnya indah dan rindang, tetapi sekolah di situ agak sulit karena siswanya pintar-pintar. Persaingannya ketat sekali. Monik sekarang sudah duduk di kelas XI IPA. Kakak sepupunya, Alex Airiqul Azma adalah mahasiswa semester dua jurusan Bahasa Inggris di UNS. Dia baru satu setengah tahun tinggal di rumah Monik. Asalnya dia dari Yogya. Orangnya cakep banget. Rambutnya hitam agak keriting. Kulitnya kuning langsat kayak cewek. Hidungnya mancung. Selain itu, dia suka bantu apa saja. Suka merespon curhat, pandai, kreatif, dan tak suka merokok. Oleh karena itu, Monik makin senang jika dia ada di rumah. Diam-diam Monik menaruh hati padanya.

Matahari kini terlihat cerah. Orang tua Monik sibuk mengangkati koper ke mobil BMW-nya. Mereka memanggil Monik untuk berpamitan.
“Monik, kemari sayang,” kata ibundanya sambil melambaikan tangan.
“Bunda, Yanda, kalian mau kemana?”
“Ke rumah nenek di Yogya. Kamu di rumah, ya?”
“Ha, enggak mau. Monik harus ikut. Monik kangen sama Oma,” pinta Monik dengan memelas sambil menarik-narik tangan bunda dan yandanya.
“Tidak, Nak, nanti kalau kamu ikut, mas Alex di rumah sama siapa?” kata Bunda.
Monik termenung sesaat. Dia berpikir-pikir. Seandainya ia ikut ia dapat berjumpa dengan omanya. Tapi mas Alex di rumah sendirian. Ia malah jadi melamunkan mas Alex. Dia berharap Tuhan dapat menjodohkannya. “Oh, Tuhan inikah yang dinamakan cinta,” kata Monik dalam hati.
Lamunan Monik buyar karena tiba-tiba Alex menimpali pembicaraan mereka bertiga.
“Iya, Nik, kamu jangan ikut, ya, please!” kata Alex sambil mengatupkan kedua tangannya.
Hatiku pun luluh. Akhirnya aku putuskan tidak ikut.
“Oke, aku tidak ikut, tapi ada syarat untuk mas Alex!”
“Apa syaratnya?” tanya Alex penasaran.
“Nanti deh, biar Bunda berangkat dulu nanti keburu sore.”
“Baiklah.”
“Bunda dan Yanda enggak lama kan nginep di sana?”
“Tidak, hanya dua minggu saja. Kan nenek sedang mengadakan reuni?”
“Ya sudah jangan lupa oleh-olehnya, ya? Salam buat Oma, Bunda!”
“Tentu saya.”
Mereka berpelukan. Lalu bunda dan yanda berpamitan. Mobil BMW itu telah melaju dan makin menghilang. Tak terasa, aku menetaskan air mata. Mas Alex mengusapnya lembut dengan sapu tangan lalu memelukku. Aku tersipu malu. Kulepas pelukannya.
“Eh, kok dilepas.”
“Memangnya tidak boleh?”
“Boleh dong. BTW pelukanku hangat lo,” katanya sambil tertawa.
“Mungkin lebih hangat dari pelukan pacarmu.”
“Pacar? Aku masih jomblo, Monik!”
“Enggak mungkin. Ayo mulai bohong ya? Masa sudah kuliah belum punya pacar?” tanya Monik mulai memancing-mancing.
“Swear! Aku dari dulu belum punya pacar!”
“Tapi kalau mantan orang, pernah kan?”
“Ya tidak pernah lah, eh tadi kamu beri syarat aku. Apa sih syaratnya?”
“Emmm, kalau aku berangkat sekolah, kamu harus antar aku dan jemput aku. OK?” kata Monik seperti anak kecil.
“Itu soal gampang, tapi kalau aku pas ada urusan kuliah, kamu pulang sendiri, ya?”
“No, aku tidak mau pulang sendiri!”
“Kamu jangan egois dong! OK, tapi kalau jemputnya telat enggak mengapa?” ucapnya sambil mengacak-acak rambutku. Kulepaskan tangan jahilnya di kepalaku.
“Tuh, udah Ashar, sana salat dulu,” perintah Monik.
“Kamu tidak salat?”
“Tidak, aku barusan datang bulan.”
“Nik, kamu kan tidak salat. Kamu masak ya? Katanya kamu pandai memasak?”
“Well, BTW enak tidak masakanku?”
“Sangat enak dan lezat. Rasanya pun seperti masakan ibuku. Sampai bikin aku nambah terus. Ha,....”
“ Dasar rakus,” kata Monik sambil berlari ke dapur.
Dia akan memasak bergedel dan lotek, makanan kesukaan Alex. Sebenarnya dia mau memasak itu supaya mendapat perhatian dari Alex. Alex pun membantu membersihkan meja dan menyiapkan piring. Monik sibuk dengan masakannya.
“Hemm... harum sekali! Pasti rasanya enak,” kata Alex sambil mengambil nasi.
“Iya lah, anak bunda gitu lo!”
“Oh, no, no.... tapi lebih enak masakanku sedikit,” katanya sambil cengar-cengir.
“Enak saja, aku kan juru masak sekaligus koki, sedangkan kamu itu pembantu koki.”
“Emmm, Monik, bergedel dan pecelnya kok rasanya beda. Kamu tambah apa sih?”
“Ada deh!”
“Ayo dong, jelasin, please!”
“Itu namanya bukan pecel tapi lotek. Pada dasarnya itu sama dengan pecel, bedanya hanya pada sambalnya. Sambal lotek tidak diberi daun jeruk dan kencur, melainkan diberi asam muda. Itu adalah makanan khas Tegal. Sedangkan bergedelnya aku tambah daging sapi yang diblender dan merica buntut yang sudah dihaluskan,” kata Monik panjang lebar.
“Eh, Nik. Kamu itu cantik, pandai memasak, pandai menjahit, menyulam dan lain-lain. Ngomong-ngomong, kamu sudah punya pacar belum?”
“Belum, memangnya kenapa? Kamu naksir aku ya?”
“Nggak mungkinlah. Kamu kan adikku.”
Monik hampir tak percaya pada kata-kata itu. Kamu kan adikku. Monik tak kuasa mendengarnya. Hatinya bagai disayat sembilu. Perih, perih sekali. Tapi betul juga, mas Alex adalah saudara sepupu. Dia kakakku.

* * *
Pagi yang cerah. Monik cepat-cepat mandi. Dia memakai baju OSIS abu-abunya. Berusaha berdandan cepat, lalu keluar menghampiri Alex yang telah menunggu di luar.
“Mas, nyetirnya cepat ya, soalnya aku upacara!”
Motor Ninja melaju kencang mengantarkan Monik menuju sekolah. Setiba di sana teman-teman dekatnya yaitu Rara dan Sarah sudah menunggu di gerbang sekolah. Monik turun dari motor dan menghampiri keduanya.
“ Wuih, so sweat, sang putri sudah punya pangeran ya?” tanya Rara menggodaku.
“Iya juga nih, orangnya keren, lebih keren daripada cowok-cowok di SMA kita ini,” gantian Sarah menggodaku.
“Ih, apa-apaan sih! Dia itu kakak sepupuku dari Yogya!”
“Yang bener?”
“Ya benarlah! Siapa yang pernah bohongin kalian?”
“Nik, kalau aku naksir dia, bagaimana?”
“Nggak boleh, dia sudah punya pacar!” ucap Monik.
“Yang bener nih?”
“Ya iyalah.Yuk kita masuk!”
“Yuk..”

Jam pelajaran di mulai, mereka masuk kelas. Siswa-siswa membuka bukunya. Monik membuka bukunya. Ia melihat sepucuk surat yang terselip di bukunya dengan hati dag-dig-dug. Dia membuka pelan sambil bergumam,”Surat dari siapa nih?”
Lalu dibukanya surat itu pelan-pelan. Dia takut kalau-kalau temannya tahu.

UNTUK PUJAANKU (MONIK)

Dengan hati yang tulus, kuucapkan sebuah butir kata untukmu. Kuberharap kau memaafkanku dan menghargai tulisan yang kubuat ini.
Tiada kata menyakiti.
Tiada kata benci.
Tiada kata marah.
Nik, sebenarnya aku cinta kamu. Sejak pandangan pertama, waktu kamu masih SMP, aku ingin mengungkapkannya. Tetapi aku tahu, kamu benci pacaran, maka rasa cinta itu selalu kupendam di hatiku sampai kamu nanti mau menerimaku di hatimu yang paling dalam. Nik, jangan marah ya? Kuharap kamu dan aku sama-sama saling mencintai.

Pemujamu

“Monik, kamu dapat surat cinta, ya?” tanya Rara sambil menepuk pundak Monik. Hatinya pun mau copot rasanya. Cepat-cepat dia selipkan surat itu di tasnya.
“Tidak, tidak. Itu tadi anu, e,... surat dari e,.. teman lamaku!”
“ Oh.... yang bener?”
“Sure!”
“Alah jangan bohong ya?”
“Tidak, aku tidak bohong!”
“Tapi tadi kalau ditanya kok gugup?”
“Ya Cuma kaget aja!”

Bel istirahat berdenting. Siswa-siswa berhamburan keluar. Rara dan Sarah mengajaknya ke kantin tapi Monik sedang malas. Dia ingin di kelas saja sampai bel pulang nanti. Akhirnya bel yang ditunggu-tunggu bergema dengan meriah. Monik langsung pulang bersama kakaknya yang sudah menunggu di depan gerbang sekolah.
Setiba di rumah, Monik mau langsung ke dalam, tetapi Alex menarik tangannya.
“Nik, gimana jawabannya?”
“Jawaban apa?”
“Surat itu tuh?”
“Jadi....?”
“Iya, selama ini aku suka kamu. Kamu mau kan jadi kekasihku?”
“ Ah, gimana ya, tolong beri aku waktu untuk menjawabnya!”
“Baik, berapa hari?”
“Tiga hari!”
* * *
Hari yang dinantikan tiba. Monik masih bingung dengan pertanyaan kemarin. Ia
Masih bingung dengan jawabannya. Dengan perasaan yang tidak karuan, senang, sedih, takut, khawatir semua campur aduk jadi satu. Dia melangkahkan kakinya menghampiri kakaknya yang sedang menonton TV. Alex pun juga gundah memikirkan jawaban dari Monik. Dia pun memberanikan untuk bicara.

“Nik, bagaimana jawabannya?” kata Alex dengan suara bergetar.
“Gimana, ya...? Baiklah, sebenarnya kamu pengin aku menerima atau menolak?”
“Maksudmu?”
“Maksudku, kamu harus memilih, aku menerima atau menolak?”
“Kalau aku pilih menerima, maknanya apa?”
“Kau harus menjawab tiga pertanyaan dariku!” kata Monik tegas sambil berpikir-pikir.
“Baik, aku sanggup!”
“Sekarang?”
“Sekarang!” jawab Alex tak kalah tegas.
“Pertama, mengapa kamu memilih aku daripada yang lain dan apa kriterianya?”
“Aku memilihmu karena perhatian, kamu kreatif, walaupun kamu galak, tetapi masih tahu hati. Dan yang pasti kamu bagaikan ibu yang bijaksana.”
“Ok! Kedua, kalau memang aku jodohmu, dan kau akan jadi suamiku, tetapi aku mandul bagaimana? Sanggup?”
Alex bingung dengan pertanyaan kedua. Ia berpikir. Bagaimana rasanya tidak punya anak. Pasti sepi. Lama termenuh hati Alex dibukakan oleh Tuhan.
“Baik, kalau memang kau menjadi istriku dan walaupun kamu tidak punya anak kita bisa mengadopsi.”
“Terakhir, kalau aku terima, apakah cinta kita diakhiri dengan putus?”
“Tidak, aku ingin cinta itu selamanya. Dan nanti bila Tuhan tidak menjodohkan tidak mengapa. Harapanku cinta itu tidak berakhir dengan putus sampai kau dan aku punya kekasih lain. Hatiku selalu untukmu!”
“Benarkah? Tapi jawabanmu kurang tepat!”
“Kok bisa,makasudnya?”
“Ya begitulah.Berarti hari ini aku harus me...”
Belum sempat bicara Alex sudah memotongnya .
“Jangan Nik.Tolong aku! Beri waktu aku untuk memperbaikinya.Aku mohon Nik”katanya sambil menggenggam tanagn Monik dengan erat.
“Tentu,aku punya waktu setelah aku ujian!”
“Sebegitukah lamanya?”
“Yah...begitulah!kalau memang kamu mau minta jawabannya,kamu harus sabar.Kamu tahu sendirikan kalau aku harus fokus pada pelajaran.Demi ujian dan kuliahku!”kata Monik memperjelas.

Monik langsung lari ke kamar. Tiba-tiba perasaannya berubah. Dia tidak merasakan cinta itu lagi.
“Bagaimana ini!aku bingung,sebenarnya aku mencintainya.Tapi...dia masih saudaaraku.Bagaimanapun juga aku akan menganggapnya kakak. Ya Tuhan maafkan aku, maafkan aku juga kak” kata Monik dalam hati.
Tak tahunya orang tua Monik telah pulang dari Yogya.
“Sayang, Bunda pulang, nih oleh-olehnya!”
“Bunda, Yanda sudah pulang to, aku kangen sekali,” kata Monik dengan haru.
“Mas Alex di mana?”
“Di kamar.”

Hari demi hari yang Monik lalui dengan Alex biasa saja. Mereka tak pernah pacaran. Mereka berusaha menjaga syariat agama Islam. Sekarang Monik sudah kelas XII. Dia berusaha serius dengan pelajaran. Suatu hari, staminanya makin turun. Waktu itu Sarah menitipkan surat untuk Alex. Setiba di rumah, dia tidak memberikan langsung kepada Alex. Dia akan membaca surat itu lebih dahulu. Dia tahu Sarah suka pada Alex. Dibukanya surat itu pelan-pelan. Ia kaget setangah mati, ternyata isinya pengakuan cinta Sarah kepada Alex. Hatinya remuk dan tak kuasa melihatnya sampai air matanya bercucuran. Tak lama dia menangis. Badannya lemas. Hidung dan mulutnya mengeluarkan darah. Dia terkejut dan takut kalau orang tuanya tahu.
Dia ingat, suatu hari dia tidak masuk sekolah, melainkan ke rumah sakit tanpa sepengetahuan siapa pun. Kata dokter yang memeriksanya, dia didiagnosa mengidap penyakit kanker janjung,penyakit yang tiada tandingnya di dunia.

Kini, penyakit itu rupanya makin mengganas. Kian lama, badannya kian tidak bertenaga. Dia sering mimisan dan muntah darah dan rambutnya mulai rontok. Suatu hari waktu dia berangkat ke sekolah ketika baru sampai di gerbang sekolah dia pingsan. Kedua karibnya, Rara dan Sarah terkejut melihatnya dan membawanya ke UKS.

“Nik, kenapa kamu jadi begini,” kata Rara dengan suara terisak.
“Aku tidak apa-apa kok! Sarah, kemarin suratmu sudah aku berikan. Dia minta kamu jadi pacarnya,” jawab Monik. Monik sengaja berbohong karena dia tidak ingin melukai hati sahabatnya itu. Walaupun di hatinya ada rasa sakit yang mengiris-iris. Ia berjanji dia akan menganggap Alex sebagai kakak bukan pacar.
“Sudahlah Nik, itu tidak penting! Yang penting sekarang kesehatanmu. Kamu harus sehat! Kita ke rumah sakit saja ya?” kata sarah.
Monik menggeleng. Dia menolak.
Bel tanda selesai pelajaran berdenting. Monik langsung ke rumah sakit untuk operasi. Setelah operasi dia koma beberapa hari. Dokter mengabari orang tuanya. Mendengar berita itu Alex kaget. Ia tahu, pasti kejadian itu karena Monik cemburu terhadap surat Sarah. Lalu mereka cepat-cepat ke rumah sakit. Setiba di sana mereka langsung menuju ICU.
“Sayang, jangan tinggalkan Bunda ya? Sembuh ya, Nak.”
“Sudahlah Om dan Tante pulang saja, biar Alex yang menunggui di sini.”
Orang tua Monik pulang. Kini tinggallah Alex dan Monik.
“Nik, kenapa kamu jadi begini? Aku tahu kamu cemburu. Bagaimanapun juga aku tetap di sampingmu,” bisik Alex di telinga Monik sambil memegang tangannya.
Tak lama kemudian Sarah datang.
“Nik, kamu kenapa? Maafin aku ya. Aku telah menyakiti kamu. Kamu juga jahat! Kenapa kau tidak beri tahu aku kalau kau pacarnya. Bangun Nik!” kata Sarah sambil menggoyang-goyangkan tubuh Monik. Air matanya meleleh. Monik membuka matanya.Alex dan Sarah pun bahagia melihat Monik sadar.
“Mas, Sar, kenapa kamu kesini! Biarkan aku sendiri!”
“Tidak Nik. Aku harus menemanimu! Kamu masih sakit Nik” ucap Sarah
“Tidak aku sudah sembuh”
“Kamu belum sembuh Nik!”
“Mas,maukah kamu membantuku?”
“Tentu,Nik.Katakan apa yang kau inginkan?”
“Mas masih sayang Monikkan?”
“Iya,aku sangat sayang kepadamu malah sangat cinta!”
“Mas,jangan sebut cinta lagi!aku tak butuh.Mas tolong panggilkan dokter!”
Alex keluar untuk menemui Dokter.Lalu membawanya ke ruangan Monik.
“Dok,boleh aku pulang?”
“Em...boleh! Tapi besok!”
“Makasih dok!”
“Mohon saudara Alex kemari!”
“Ya dok!”
Alex dan dokter keluar.Dokter berpesan nanti kalau Monik di bawa pulang,dia harus dihibur dan dia tidak boleh di buat kecewa.

* * *

Ujian Monik tiba,ia mengerjakannya dengan tenang.Saatnya pengumuman kelulusan tiba,Monik mendapat peringkat kedua,ia hampir tak percaya karena beberapa tahun yang lalu,dia belum bisa meraihnya.Monik bersyukur pada Tuhan,yang telah memberikan berkah kepadanya.Pada saat pulang,hatinya dag-dig-dug.Karena hari ini merupakan hari yang di tunggu Alex.Ketika ia mau masuk ke kamar,dia dihadang Alex.

“Nik,gimana jawabannya?”
“Maaf,aku harus menundanya besok!”
“Apa? Kau ingin menunda lagi? Sampai kapan kau menjawabnya!”bentaknya.
Alex meraih tangan Monik dan menggenggamnya erat,Monik terdiam.
“Kapan Nik! Kapan ! Jawab sekarang Nik! Aku Tidak butuh hari lagi.Nik jawab” ucapnya sam bilo memegang tangannya dengan erat.Monik masih terdiam,pandangannya tertunduk,dia masih takut dengan paras kakaknya yang sedang marah itu.
“Ayo Jawab Nik!jawab!”
Alex menggoyang goyangkan tubuh Monik,akhirnya Monik membuka mulutnya yang ranum itu.
“Ih,lepasin dulu tanganku! Baru aku jawab”Alex melepaskan tangan Monik yang sejak tadi di genggamnya.
“Sebelumnya aku minta maaf. Aku nolak kamu mas”
Hati Alex hancur berkeping keping,rasanya perih seperti sayatan sembilu.Setega inikah Monik?menolak cintanya yang sudah lama dipendam.Dia sabar menunggunya hingga berhari hari,berbulan bulan, bertahun tahun. “Oh....kau benar benar tak tahu pengertian” katanya di hati.
“Kamu ini kenapa Nik? Kenapa kau menolakku. Jawab Nik”ucapan Alex yang lembut kini berubah parau.
“Mas kau tahu sendiri kan?kita masih ada hubungan darah”
“Aku tahu .Tetapi aku sangat cinta kamu”
“Ya begitulah cinta itu.Mas jangan cinta buta ya dengan Monik! Cinta itu tak harus memiliki mas.Kuingatkan ya. Kau boleh cinta aku dengan syarat tidak harus punya rasa ingin memiliki!”
“Aku mohon Nik? Aku mohon!”
“Ini tidak boleh kak.Dengarlah baik-baik kita itu saudara,sampai kapanpun aku akan menganggapmu sebagai seorang kakak”ucapnya sambil menangis.
“Tapi?”
“Tidak ada tapi tapian!cari saja yang lain, selain aku!”katanya sambil menerobos tangan Alex yang menghalanginya.Namun,Alex dapat mencegahnya.
“Nik, aku mohon! Tolong aku Nik!”. Alex terus mendekur dan mengatupkan tangan di dadanya.
“Nik,aku mohon!”
“Tidak!”
“Aku mohon Nik!”
“Tidak,ya tidak!”
Dengan tak kuasa menahan amarah Monik memampirkan tangannya di pipi Alex. “PLAKKK”.
“Nik,kenapa kau menamparku? Kau marah ya?”
“Ya! Kau egois mas! Kau egois! Sudah aku bilang,carilah selain aku,aku mohon?”
Kini gantian Monik yang memohon kepada Alex. Dia kembali mengalirkan air matanya.Lalu dia menerobos untuk masuk ke kamarnya.Sebelum dia masuk dia berpesan kepada Alex.
“Sekali lagi kau mohon maaf.Seandainya aku cinta kamu.dan jika kau menyayangiku carilah yang lain.Carilah cinta selain aku.Bukakaan hatimu yang paling dalam untuk orang lain.Jika mas tetap mencintaiku berarti kau tetap ingin melukaiku.Apa kamu belum puas aku sakit!
Lagian percuma mas mencintaiku,sebentar lagi aku akan meninggalkan alam yang indah ini”.
“Cukup Nik.Lebih baik Tuhan mengambil nyawaku dulu.Karena kau terlalu kecil untuk meninggalkan alam yang luas ini!”
Monik masuk ke kamar.Dia berjanji akan menganggap Alex sebagai kakak.Setelah kejadian ini, Monik tidak pernah diantar jemput lagi oleh Alex.Sampai teman temannay aneh melihatnya.Orang tuanya pun juga sama.

***

Setelah satu tahun, kuliah Alex selesai, dia akan pulang ke desa asalnya. Dengan hati yang sedih, Monik merelakannya. Empat tahun telah berlalu, kabarnya Alex akan berkunjung ke rumahnya. Alex berangkat dengan motor Ninjanya. Sampai di Bantul, Yogyakarta, Alex mengalami kecelakaan. Dia menabrak truk tronton. Dia koma sebelum meninggal dunia. Mendengar peristiwa itu, Monik pingsan. Setelah sadar tak henti-hentinya dia menangis sampai matanya sembab. Sore hari Monik meluncur ke Yogya bersama keluarganya. Di makam Alex, Monik bersimpuh.
“Maafkan aku,sebenarnya aku juga mencintaimu,tapi kita saudara.Selamat tinggal kekasih, semoga arwahmu baik-baik saja,” kata Monik lirih.
Lalu dia mampir di rumah Alex untuk bersilaturrahmi dengan keluarganya. Ibunya Alex memberikan kerangka bunga dan surat. Monik buru-buru membacanya.


Kenangan Untukmu
Dunia telah kita lalui
Suka duka kita telah tercecap
Kenangan indah kita telah terlewati
Sebagai simbol keakraban dan persahabatan
Kini, aku harus melepaskannya
Aku harus meninggalkannya
Jarum infus yang membuat aku nyeri itu
Teman hidupku
Dulu kau harap aku mengasihi yang lain
Sekarang kuharap engkau mengasihi yang lain
Melupakanku selamanya
Itu lebih baik demi kebehagiaanmu

Selamat tingal,
Alex

Monik mendekap surat itu di dadanya. Air matanya kembali mengalir.Dan akhirnya dia jatuh pingsan,penyakitnya kambuh lagi.Darah segar kini keluar dari mulut dan hidungnya,rambutnya yang terurai rontok sehelai demi helai,nafasnya kembali sesak,dia memanggil bundanya sekuat tenaga.Bundanya kaget melihat sekujur tubuh Monik basah karena darah.Lalu orang tuanya membawanya ke RS. Surya Melati.Monik harus dioperasi, setelah itu dia koma bundanya terus dan terus menangis sampai matanya bengkak.
“Sayang jangan tinggalkan bunda. Bunda masih butuh kamu nak! Bangun nak!bangun!” Bundanya terus menggoyang goyangkan tubuhnya yang tak berdaya itu.Yandanya terus menenangkan istrinya.
. “Sabar bu, biarkan Monik pergi bu.Tuhan kita sudah menakdirkan dia pergi,relakan bu...”
“Tapi...Monik anak satu satunya yang dapat membuat kita senang. Apa yanda rela juga bila Monik pergi ?”
“Aku rela bu,kalau memang itu takdirnya”
Tak lama kemudian Monik membuka matanya.
“Monik kau sadar ,sayang?”
“Bun, yan,aku...”
“Katakan Nak apa maumu?”
“Aku mau pamit.Selamat ting..ting...gal bun, yan”
Nafas Monik berhanti. Dan akhirnya dia menyusul kakaknya di alam fana,untuk selamanya.

Kamis, 11 Maret 2010

Tinggal Kenangan

Oleh Siti Khoirunika

Pagi yang penuh dengan taburan embun di dahan bunga pujaan hati. Dan kilatan cemerlang sang sutra mulai menengok Monik yang sedang merapikan kamarnya. Sementara Paklik Ujang sedang mencuci mobil BMW milik Yanda. Sementara itu, kakak sepupunya mencuci motor Ninjanya. Monik keluar dari kamarnya, lalu dia menyambar kain pel dan ember, membersihkan lantai rumahnya yang berdebu.

Rumahnya tak begitu mewah, hanya terbuat dari kayu jati yang berukir, sedangkan lantainya terbuat dari batu marmer yang indah. Mereka tinggal di Kota Solo bersama orang tuanya. Di kota ini, penduduknya masih mempertahankan tradisi Jawa. Gaya bicaranya sopan, berbeda sekali dengan anak-anak kota yang kalau berbicara suka dengan bahasa gaul.

Monik sekolah di SMA N 2 Surakarta. Sekolah itu merupakan sekolah favorit di Solo. Di sana siswa-siswanya banyak yang ikut audisi model di VITA. Kampusnya indah dan rindang, tetapi sekolah di situ agak sulit karena siswanya pintar-pintar. Persaingannya ketat sekali. Monik sekarang sudah duduk di kelas XI IPA. Kakak sepupunya, Alex Airiqul Azma adalah mahasiswa semester dua jurusan Bahasa Inggris di UNS. Dia baru satu setengah tahun tinggal di rumah Monik. Asalnya dia dari Yogya. Orangnya cakep banget. Rambutnya hitam agak keriting. Kulitnya kuning langsat kayak cewek. Hidungnya mancung. Selain itu, dia suka bantu apa saja. Suka merespon curhat, pandai, kreatif, dan tak suka merokok. Oleh karena itu, Monik makin senang jika dia ada di rumah. Diam-diam Monik menaruh hati padanya.

Matahari kini terlihat cerah. Orang tua Monik sibuk mengangkati koper ke mobil BMW-nya. Mereka memanggil Monik untuk berpamitan.
“Monik, kemari sayang,” kata ibundanya sambil melambaikan tangan.
“Bunda, Yanda, kalian mau kemana?”
“Ke rumah nenek di Yogya. Kamu di rumah, ya?”
“Ha, enggak mau. Monik harus ikut. Monik kangen sama Oma,” pinta Monik dengan memelas sambil menarik-narik tangan bunda dan yandanya.
“Tidak, Nak, nanti kalau kamu ikut, mas Alex di rumah sama siapa?” kata Bunda.
Monik termenung sesaat. Dia berpikir-pikir. Seandainya ia ikut ia dapat berjumpa dengan omanya. Tapi mas Alex di rumah sendirian. Ia malah jadi melamunkan mas Alex. Dia berharap Tuhan dapat menjodohkannya. “Oh, Tuhan inikah yang dinamakan cinta,” kata Monik dalam hati.
Lamunan Monik buyar karena tiba-tiba Alex menimpali pembicaraan mereka bertiga.
“Iya, Nik, kamu jangan ikut, ya, please!” kata Alex sambil mengatupkan kedua tangannya.
Hatiku pun luluh. Akhirnya aku putuskan tidak ikut.
“Oke, aku tidak ikut, tapi ada syarat untuk mas Alex!”
“Apa syaratnya?” tanya Alex penasaran.
“Nanti deh, biar Bunda berangkat dulu nanti keburu sore.”
“Baiklah.”
“Bunda dan Yanda enggak lama kan nginep di sana?”
“Tidak, hanya dua minggu saja. Kan nenek sedang mengadakan reuni?”
“Ya sudah jangan lupa oleh-olehnya, ya? Salam buat Oma, Bunda!”
“Tentu saya.”
Mereka berpelukan. Lalu bunda dan yanda berpamitan. Mobil BMW itu telah melaju dan makin menghilang. Tak terasa, aku menetaskan air mata. Mas Alex mengusapnya lembut dengan sapu tangan lalu memelukku. Aku tersipu malu. Kulepas pelukannya.
“Eh, kok dilepas.”
“Memangnya ndak boleh?”
“Boleh dong. BTW pelukanku hangat lo,” katanya sambil tertawa.
“Mungkin lebih hangat dari pelukan pacarmu.”
“Pacar? Aku masih jomblo, Monik!”
“Enggak mungkin. Ayo mulai bohong ya? Masa sudah kuliah belum punya pacar?” tanya Monik mulai memancing-mancing.
“Swear! Aku dari dulu belum punya pacar!”
“Tapi kalau mantan orang, pernah kan?”
“Ya ndak pernah lah, eh tadi kamu beri syarat aku. Apa sih syaratnya?”
“Emmm, kalau aku berangkat sekolah, kamu harus antar aku dan jemput aku. OK?” kata Monik seperti anak kecil.
“itu soal gampang, tapi kalau aku pas ada urusan kuliah, kamu pulang sendiri, ya?”
“No, aku tidak mau pulang sendiri!”
“Kamu jangan egois dong! OK, tapi kalau jemputnya telat enggak mengapa?” ucapnya sambil mengacak-acak rambutku. Kulepaskan tangan jahilnya di kepalaku.
“Tuh, udah Ashar, sana salat dulu,” perintah Monik.
“Kamu tidak salat?”
“Tidak, aku barusan datang bulan.”
“Nik, kamu kan tidak salat. Kamu masak ya? Katanya kamu pandai memasak?”
“Well, BTW enak tidak masakanku?”
“Sangat enak dan lezat. Rasanya pun seperti masakan ibuku. Sampai bikin aku nambah terus. Ha,....”
“ Dasar rakus,” kata Monik sambil berlari ke dapur.
Dia akan memasak bergedel dan lotek, makanan kesukaan Alex. Sebenarnya dia mau memasak itu supaya mendapat perhatian dari Alex. Alex pun membantu membersihkan meja dan menyiapkan piring. Monik sibuk dengan masakannya.
“Hemm... harum sekali! Pasti rasanya enak,” kata Alex sambil mengambil nasi.
“Iya lah, anak bunda gitu lo!”
“Oh, no, no.... tapi lebih enak masakanku sedikit,” katanya sambil cengar-cengir.
“Enak saja, aku kan juru masak sekaligus koki, sedangkan kamu itu pembantu koki.”
“Emmm, Monik, bergedel dan pecelnya kok rasanya beda. Kamu tambah apa sih?”
“Ada deh!”
“Ayo dong, jelasin, please!”
“Itu namanya bukan pecel tapi lotek. Pada dasarnya itu sama dengan pecel, bedanya hanya pada sambalnya. Sambal lotek tidak diberi daun jeruk dan kencur, melainkan diberi asam muda. Itu adalah makanan khas Tegal. Sedangkan bergedelnya aku tambah daging sapi yang diblender dan merica buntut yang sudah dihaluskan,” kata Monik panjang lebar.
“Eh, Nik. Kamu itu cantik, pandai memasak, pandai menjahit, menyulam dan lain-lain. Ngomong-ngomong, kamu sudah punya pacar belum?”
“Belum, memangnya kenapa? Kamu naksir aku ya?”
“Nggak mungkinlah. Kamu kan adikku.”
Monik hampir tak percaya pada kata-kata itu. Kamu kan adikku. Monik tak kuasa mendengarnya. Hatinya bagai disayat sembilu. Perih, perih sekali. Tapi betul juga, mas Alex adalah saudara sepupu. Dia kakakku.

* * *
Pagi yang cerah. Monik cepat-cepat mandi. Dia memakai baju OSIS abu-abunya. Berusaha berdandan cepat, lalu keluar menghamiri Alex yang telah menunggu di luar.
“Mas, nyetirnya cepat ya, soalnya aku upacara!”
Motor Ninja melaju kencang mengantarkan Monik menuju sekolah. Setiba di sana teman-teman dekatnya yaitu Rara dan Sarah sudah menunggu di gerbang sekolah. Monik turun dari motor dan menghampiri keduanya.
“ Wuih, so sweat, sang putri sudah punya pangeran ya?” tanya Rara menggodaku.
“Iya juga nih, orangnya keren, lebih keren daripada cowok-cowok di SMA kita ini,” gantian Sarah menggodaku.
“Ih, apa-apaan sih! Dia itu kakak sepupuku dari Yogya!”
“Yang bener?”
“Ya benarlah! Siapa yang pernah bohongin kalian?”
“Nik, kalau aku naksir dia, bagaimana?”
“Nggak boleh, dia sudah punya pacar!” ucap Monik.

Jam pelajaran di mulai, mereka masuk kelas. Siswa-siswa membuka bukunya. Monik membuka bukunya. Ia melihat sepucuk surat yang terselip di bukunya dengan hati dag-dig-dug. Dia membuka pelan sambil bergumam,”Surat dari siapa nih?”
Lalu dibukanya surat itu pelan-pelan. Dia takut kalau-kalau temannya tahu.

Untuk Pujaanku (Monik)

Dengan hati yang tulus, kuucapkan sebuah butir kata untukmu. Kuberharap kau memaafkanku dan menghargai tulisan yang kubuat ini.
Tiada kata menyakiti.
Tiada kata benci.
Tiada kata marah.
Nik, sebenarnya aku cinta kamu. Sejak pandangan pertama, waktu kamu masih SMP, aku ingin mengungkapkannya. Tetapi aku tahu, kamu benci pacaran, maka rasa cinta itu selalu kupendam di hatiku sampai kamu nanti mau menerimaku di hatimu yang paling dalam. Nik, jangan marah ya? Kuharap kamu dan aku sama-sama saling mencintai.

Pemujamu

“Monik, kamu dapat surat cinta, ya?” tanya Rara sambil menepuk pundak Monik. Hatinya pun mau copot rasanya. Cepat-cepat dia selipkan surat itu di tasnya.
“Tidak, tidak. Itu tadi anu, e,... surat dari e,.. teman lamaku!”
“ Oh.... yang bener?”
“Sure!”
“Alah jangan bohong ya?”
“Tidak, aku tidak bohong!”
“Tapi tadi kalau ditanya kok gugup?”
“Ya Cuma kaget aja!”

Bel istirahat berdenting. Siswa-siswa berhamburan keluar. Rara dan Sarah mengajaknya ke kantin tapi Monik sedang malas. Dia ingin di kelas saja sampai bel pulang nanti. Akhirnya bel yang ditunggu-tunggu bergema dengan meriah. Monik langsung pulang bersama kakaknya yang sudah menunggu di depan gerbang sekolah.
Setiba di rumah, Monik mau langsung ke dalam, tetapi Alex menarik tangannya.
“Nik, gimana jawabannya?”
“Jawaban apa?”
“Surat itu tuh?”
“Jadi....?”
“Iya, selama ini aku suka kamu. Kamu mau kan jadi kekasihku?”
“ Ah, gimana ya, tolong beri aku waktu untuk menjawabnya!”
“Baik, berapa hari?”
“Tiga hari!”
* * *
Hari yang dinantikan tiba. Monik masih bingung dengan pertanyaan kemarin. Ia
Masih bingung dengan jawabannya. Dengan perasaan yang tidak karuan, senang, sedih, takut, khawatir semua campur aduk jadi satu. Dia melangkahkan kakinya menghampiri kakaknya yang sedang menonton TV. Alex pun juga gundah memikirkan jawaban dari Monik. Dia pun memberanikan untuk bicara.

“Nik, bagaimana jawabannya?” kata Alex dengan suara bergetar.
“ Gimana, ya...? Baiklah, sebenarnya kamu pengin aku menerima atau menolak?”
“Maksudmu?”
“Maksudku, kamu harus memilih, aku menerima atau menolak?”
“Kalau aku pilih menerima, maknanya apa?”
“Kau harus menjawab tiga pertanyaan dariku!” kata Monik tegas sambil berpikir-pikir.
“Baik, aku sanggup!”
“Sekarang?”
“Sekarang!” jawab Alex tak kalah tegas.
“Pertama, mengapa kamu memilih aku daripada yang lain dan apa kriterianya?”
“Aku memilihmu karena perhatian, kamu kreatif, walaupun kamu galak, tetapi masih tahu hati. Dan yang pasti kamu bagaikan ibu yang bijaksana.”
“Ok! Kedua, kalau memang aku jodohmu, dan kau akan jadi suamiku, tetapi aku mandul bagaimana? Sanggup?”
Alex bingung dengan pertanyaan kedua. Ia berpikir. Bagaimana rasanya tidak punya anak. Pasti sepi. Lama termenuh hati Alex dibukakan oleh Tuhan.
“Baik, kalau memang kau menjadi istriku dan walaupun kamu tidak punya anak kita bisa mengadopsi.”
“Terakhir, kalau aku terima, apakah cinta kita diakhiri dengan putus?”
“Tidak, aku ingin cinta itu selamanya. Dan nanti bila Tuhan tidak menjodohkan tidak mengapa. Harapanku cinta itu tidak berakhir dengan putus sampai kau dan aku punya kekasih lain. Hatiku selalu untukmu!”
“Benarkah? Tapi jawabanmu kurang tepat!”
“Kok bisa,makasudnya?”
“Ya begitulah.Berarti hari ini aku harus me...”
Belum sempat bicara Alex sudah memotongnya .
“Jangan Nik.tolong aku! Beri waktu aku untuk memperbaikinya.Aku mohon Nik”katanya sambil menggenggam tanagn Monik dengan erat.
“Tentu,aku punya waktu setelah aku ujian!”
“Sebegitukah lamanya?”
“Yah...begitulah!kalau memang kamu mau minta jawabannya,kamu harus sabar.Kamu tahu sendirikan kalau aku harus fokus pada pelajaran.Demi ujian dan kuliahku!”kata Monik memperjelas.

Monik langsung lari ke kamar. Tiba-tiba perasaannya berubah. Dia tidak merasakan cinta itu lagi.
“Bagaimana ini!aku bingung,sebenarnya aku mencintainya.Tapi...dia masih saudaaraku.Bagaimanapun juga aku akan menganggapnya kakak,” kata Monik dalam hati.
Tak tahunya orang tua Monik telah pulang dari Yogya.
“Sayang, Bunda pulang, nih oleh-olehnya!”
“Bunda, Yanda sudah pulang to, aku kangen sekali,” kata Monik dengan haru.
“Mas Alex di mana?”
“Di kamar.”

Hari demi hari yang Monik lalui dengan Alex biasa saja. Mereka tak pernah pacaran. Mereka berusaha menjaga syariat agama Islam. Sekarang Monik sudah kelas XII. Dia berusaha serius dengan pelajaran. Suatu hari, staminanya makin turun. Waktu itu Sarah menitipkan surat untuk Alex. Setiba di rumah, dia tidak memberikan langsung kepada Alex. Dia akan membaca surat itu lebih dahulu. Dia tahu Sarah suka pada Alex. Dibukanya surat itu pelan-pelan. Ia kaget setangah mati, ternyata isinya pengakuan cinta Sarah kepada Alex. Hatinya remuk dan tak kuasa melihatnya sampai air matanya bercucuran. Tak lama dia menangis. Badannya lemas. Hidung dan mulutnya mengeluarkan darah. Dia terkejut dan takut kalau orang tuanya tahu.
Dia ingat, suatu hari dia tidak masuk sekolah, melainkan ke rumah sakit tanpa sepengetahuan siapa pun. Kata dokter yang memeriksanya, dia didiagnosa mengidap penyakit kanker janjung,penyakit yang tiada tandingnya di dunia.

Kini, penyakit itu rupanya makin mengganas. Kian lama, badannya kian tidak bertenaga. Dia sering mimisan dan muntah darah dan rambutnya mulai rontok. Suatu hari waktu dia berangkat ke sekolah ketika baru sampai di gerbang sekolah dia pingsan. Kedua karibnya, Rara dan Sarah terkejut melihatnya dan membawanya ke UKS.

“Nik, kenapa kamu jadi begini,” kata Rara dengan suara terisak.
“Aku tidak apa-apa kok! Sarah, kemarin suratmu sudah aku berikan. Dia minta kamu jadi pacarnya,” jawab Monik. Monik sengaja berbohong karena dia tidak ingin melukai hati sahabatnya itu. Walaupun di hatinya ada rasa sakit yang mengiris-iris. Ia berjanji dia akan menganggap Alex sebagai kakak bukan pacar.
“Sudahlah Nik, itu tidak penting! Yang penting sekarang kesehatanmu. Kamu harus sehat! Kita ke rumah sakit saja ya?” kata sarah.
Monik menggeleng. Dia menolak.
Bel tanda selesai pelajaran berdenting. Monik langsung ke rumah sakit untuk operasi. Setelah operasi dia koma beberapa hari. Dokter mengabari orang tuanya. Mendengar berita itu Alex kaget. Ia tahu, pasti kejadian itu karena Monik cemburu terhadap surat Sarah. Lalu mereka cepat-cepat ke rumah sakit. Setiba di sana mereka langsung menuju ICU.
“Sayang, jangan tinggalkan Bunda ya? Sembuh ya, Nak.”
“Sudahlah Om dan Tante pulang saja, biar Alex yang menunggui di sini.”
Orang tua Monik pulang. Kini tinggallah Alex dan Monik.
“Nik, kenapa kamu jadi begini? Aku tahu kamu cemburu. Bagaimanapun juga aku tetap di sampingmu,” bisik Alex di telinga Monik sambil memegang tangannya.
Tak lama kemudian Sarah datang.
“Nik, kamu kenapa? Maafin aku ya. Aku telah menyakiti kamu. Kamu juga jahat! Kenapa kau tidak mengabariku kalau kau pacarnya. Bangun Nik!” kata Sarah sambil menggoyang-goyangkan tubuh Monik. Air matanya meleleh.
Monik membuka matanya. Alex dan Sarah senang karena Monik sudah sadar. Mereka memanggil dokter jaga. Dokter menyarankan supaya Monik terus dihibur dan dibuat senang. Dan dia sudah boleh dibawa pulang besok.

* * *

Ujian Monik tiba,ia mengerjakannya dengan tenang.Saatnya pengumuman kelulusan tiba,Monik mendapat peringkat kedua,ia hampir tak percaya karena beberapa tahun yang lalu,dia belum bisa meraihnya.Monik bersyukur pada Tuhan,yang telah memberikan berkah kepadanya.Pada saat pulang,hatinya dag-dig-dug.Karena hari ini merupakan hari yang di tunggu Alex.Ketika ia mau masuk ke kamar,dia dihadang Alex.

“Nik,gimana jawabannya?”
“Maaf,aku harus menundanya besok!”
“Apa? Kau ingin menunda lagi? Sampai kapan kau menjawabnya!”bentaknya.
Alex meraih tangan Monik dan menggenggamnya erat,Monik terdiam.
“Kapan Nik! Kapan ! Jawab sekarang Nik! Aku Tidak butuh hari lagi.Nhik jawab” ucapnya sam bilo memegang tangannya dengan erat.Monik masih terdiam,pandangannya tertunduk,dia masih takut dengan paras kakaknya yang se4dang marah itu.
“Ayo Jawab Nik!jawab!”
Alex menggoyang goyangkan tubuh Monik,akhirnya Monik membuka mulutnya yang ranum itu.
“Ih,lepasin dulu tanganku! Baru aku jawab”Alex melepaskan tangan Monik yang sejak tadi di genggamnya.
“Sebelumnya aku minta maaf. Aku nolak kamu mas”
Hati Alex hancur berkeping keping,rasanya perih seperti sayatan sembilu.Setega inikah Monik?menolak cintanya yang sudah lama dipendam.Dia sabar menunggunya hingga berhari hari,berbulan bulan, bertahun tahun. “Oh....kau benar benar tak tahu pengertian” katanya di hati.
“Kamu ini kenapa Nik? Kenapa kau menolakku. Jawab Nik”ucapan Alex yang lembut kini berubah parau.
“Mas kau tahu sendiri kan?kita masih ada hubungan darah”
“Aku tahu .Tetapi aku sangat cinta kamu”
“Ya begitulah cinta itu.Mas jangan cinta buta ya dengan Monik! Cinta itu ntak harus memiliki mas.Kuingatkan ya.kau boloeh cinta aku dengan syarat tidak harus punya rasa ingin memiliki!”
“Aku mohon Nik? Aku mohon!”
“Ini tidak boleh kak.Dengarlah baik-baik kita itu saudara,sampai kapanpun aku akan menganggapmu sebagai seorang kakak”ucapnya sambil menangis.
“Tapi?”
“Tidak ada tapi tapian!cari saja yang lain selain aku!”katanya sambil menerobos tangan Alex yang menghalanginya.Namun,Alex dapat mencegahnya.
“Nik, aku mohon! Tolong aku Nik!”. Alex terus mendekur dan mengatupkan tangan di dadanya.
“Nik,aku mohon!”
“Tidak!”
“Aku mohon Nik!”
Dengan tak kuasa menahan amarah Monik memampirkan tangannya di pipi Alex. “PLAKKK”.
“Nik,kenapa kau menamparku? Kau marah ya?”
“Ya! Kau egois mas! Kau egois! Sudah aku bilang,carilah selain aku,aku mohon?”
Kini gantian Monik yang memohon kepada Alex. Dia kembali mengalirkan air matanya.Lalu dia menerobos untuk masuk ke kamarnya.Sebelum dia masuk dia berpesan kepada Alex.
“Sekali lagi kau mohon maaf.Seandainya aku cinta kamu.dan jika kau menyayangiku carilah yang lain.Carilah cinta selain aku.Bukakaan hatimu yang paling dalam untuk orang lain.Jika mas tetap mencintaiku berarti kau tetap ingin melukaiku.Apa kamu belum puas aku sakit!
Lagian percuma mas mencintaiku,sebentar lagi aku akan meninggalkan alam yang indah ini”.
“Cukup Nik.Lebih baik tuhan mengambil nyawaku dulu.Karena kau terlalu kecil untuk meninggalkan alam yang luas ini!”
Monik masuk ke kamar.Dia berjanji akan menganggap Alex sebagai kakak.Setelah kejadian ini, Monik tidak pernah diantar jemput lagi oleh Alex.Sampai teman temannya aneh melihatnya.Orang tuanya pun juga sama.

***

Setelah satu tahun, kuliah Alex selesai, dia akan pulang ke desa asalnya. Dengan hati yang sedih, Monik merelakannya. Empat tahun telah berlalu, kabarnya Alex akan berkunjung ke rumahnya. Alex berangkat dengan motor Ninjanya. Sampai di Bantul Yogyakarta Alex mengalami kecelakaan. Dia menabrak truk tronton. Dia koma sebelum meninggal dunia. Mendengar peristiwa itu, Monik pingsan. Setelah sadar tak henti-hentinya dia menangis sampai matanya sembab. Sore hari Monik meluncur ke Yogya bersama keluarganya. Di makam Alex, Monik bersimpuh.
“Maafkan aku,sebenarnya aku juga mencintaimu,tapi kita saudara.Selamat tinggal kekasih, semoga arwahmu baik-baik saja,” kata Monik lirih.
Lalu dia mampir di rumah Alex untuk bersilaturrahmi dengan keluarganya. Ibunya Alex memberikan kerangka bunga dan surat. Monik buru-buru membacanya.


Kenangan Untukmu

Dunia telah kita lalui
Suka duka kita telah tercecap
Kenangan indah kita telah terlewati
Sebagai simbol keakraban dan persahabatan
Kini, aku harus melepaskannya
Aku harus meninggalkannya
Jarum infus yang membuat aku nyeri itu
Teman hidupku
Dulu kau harap aku mengasihi yang lain
Sekarang kuharap engkau mengasihi yang lain
Melupakanku selamanya
Itu lebih baik demi kebehagiaanmu

Selamat tingal,
Alex

Monik mendekap surat itu di dadanya. Air matanya kembali mengalir.Dan akhirnya dia jatuh pingsan,penyakitnya kambuh lagi.Darah segar kini keluar dari mulut dan hidungnya,rambutnya yang terurai rontok sehelai demi helai,nafasnya kembali sesak,dia memanggil bundanya sekuat tenaga.Bundanya kaget melihat sekujur tubuh Monik basah karena darah.Lalu orang tuanya membawanya ke RS. Surya Melati.Monik harus dioperasi, setelah itu dia koma bundanya terus dan terus menangis sampai matanya bengkak.
“Sayang jangan tinggalkan bunda. Bunda masih butuh kamu nak! Bangun nak!bangun!” Bundanya terus menggoyang goyangkan tubuhnya yang tak berdaya itu.Yandanya terus menenangkan istrinya.
. “Sabar bu, biarkan Monik pergi bu.Tuhan kita sudah menakdirkan dia pergi,relakan bu...”
“Tapi...Monik anak satu satunya yang dapat membuat kita senang. Apa yanda rela juga bila Monik pergi ?”
“Aku rela bu,kalau memang itu takdirnya”
Tak lama kemudian Monik membuka matanya.
“Monik kau sadar ,sayang?”
“Bun, yan,aku...”
“Katakan Nak apa maumu?”
“Aku mau pamit.Selamat ting..ting...gal bun, yan”
Nafas Monik berhanti. Dan akhirnya dia menyusul kakaknya di alam fana,untuk selamanya.

Jumat, 26 Februari 2010

GENG THREENA ( REVISI )

Oleh Siti khoirunyca

Siang hari yang menyengat garang, aku merasa seolah-olah dipanggang di atas tungku. Sinar sang surya pun makin terasa sakit di kulit putihku. Ketika itu angin sepoi-sepoi mengibaskan debu pasir jalanan, sehingga kaca rumah di desa ini berembun debu.Aku sedang duduk di beranda rumah sambil membaca majalah, baru asyik-asyiknya membaca dinda Hasty,adikku semata wayang menghampiriku dan duduk di pangkuku,dia itu orangnya konyol,rambutnya kriting dan berkulit sawo matang.

“Teh,boleh nanya nggak?”
Aku memandangnya sebentar,lalu kubalikkan pandanganku ke majalah tadi.
“Idiih..Jaim(jaga image)banget sih”katanya kecewa sambil mencibir,yah karena aku tak memberinya respon.
“Teteh,buka mulut lebarnya,dong”
“Memangnya dinda mau ngomong apa?”
“Teh Nika taku nggak mengapa sih desa ini namanya PEPE?”
“Emm… nggak tahu sih,kata bunda desa ini asal usulnya ya… karena penduduk sekitar sini suka mepe.Yah..mepe sembaranglah,seperti:mepe gabah,jagung,dll.Maka itu, desa ini dinamakan PEPE.Kau tahu sendirikan?kalau siang bolong seperti ini,panasnya bukan main,orang orang pada mepe.Sedang kalau malam,dinginnya juga nggak ketulungsan.Kamu tahu nggak,jam lima pagi sekarang sudah pagi benar namun kalau dulu waktu teh Nika masih kecil,jam lima itu masih petang,lagian orang orang lagi masih pancal kemul”cerocosku panjang lebar sampai adikku memandangku terus.
“Oh… gitu ya ceritanya ,ternyata unik juga ya desa kelahiran dinda.Ha,ha,ha…!”ucapnya sambil cekikikan

Tak sangka,jarum jam yang menunjuk ke angka 13.50WIB,aku tersentak kaget,Lalu aku bangun dari dudukku,kutinggal dinda mungil ini sendirian.Akupun beregegas untuk berangkat ke MADIN.Sebelumnya aku pamit pada ortuku
“Bun,Pih,aku berangkat dulu ya”.
Barusan sampai di gerbang.Bunda sudah mulai mengkoclah-koclah lagi “He..he..he..,kamukan belum salaman sama Bunda.Sini!nanti kalau di sekolah jangan bolos, belajar yang benar ya?”
“Iya,Bun”kucium tangan lembut bunda,lalu aku berangkat sekolah’

***
Siang yang mengilap-ilap ini aku berangkat sekolah dengan jalan kaki,jarak rumahku tak jauh dari sekolah,jaraknya kira-kira 200meter.Disepanjang jalan yang penuh dengan butiran butiran kerikil dan aspal,aku berjalan sambil menyenandungkan lagu “TINGGAL KENANGAN” by Gabby.Dari belakang aku dikejutkan oleh Nesya dan Nelsya,mereka adalah saudara kembar.Namun,mereka memiliki sifat yang berbeda.Nesya tuh orangnya kalem juga tidak suka usil,sedang Nelsya sifatnya kebalikannya.
“Eh,kalian.Bikin orang kaget aja,untung jantungku nggak copot”.
“Biar copot aja,kan baik.Ha…ha..ha..”.
“Nelsya loe itu gimana sih,nanti kalau memang jantungku copot gimana?”
“Ya...enggak gimana gimana dong.Kalau memang copot dilaskan aja ke paklik Prapto,bereskan..???”
“Ih jangan ngawur ya kalau ngomong”.
“Udah deh..kalian tuh jangan adu lontar dijalan ya.Apa kalian nggak malu ma orang?yuk kita berangkat”Nesya menggandeng tanganku dan sikembarnya.

***
Sampai di MADIN,aku and my friends tak langsung ke kelas,melainkan mampir diwarung rakyat,milik Mbok Jimah.Tak terasa bel tanda masuk berdenting,tetapi aku masih dengan santainya icip icip Pecel tengkaruk,pecel ini adalah makanan khas di desaku,rasanya lezat lho…!!!selain itu,pecelnya diolesi dengan sambal kacang dan tengkaruk yang khas itu dan juga dilengkapi dengan tahu pong.Siapapun orangnya yang makan,pasti maunya nambah,saking lezatnya kaleee.Lagian Harganya murah lho...cuma 2000rupiah per porsi.He..he..hee kayak promosi aja
“Nik,cepetan dong, tuh bel dah bunyi”omel Nesya karenba takut dengan Pak Jenggot.Dia adalah seorang kyai.Nama asli beliau adalah Pak Soim.Karena orangnya tuh serem banget,badannya gede,berkulit hitam gelap,berkumis tebal,berjenggot panjang,kayak kambing he…he..he…,maka beliau dipanggil dengan nama popular Pak Jenggot.Namun beliau juga penyayang lho,terutama kepadaku,sampai teman sekelasku jealous deh.
“Nik cepetan dong makannya! nanti keburu masuk oleh guru cintamu tuh”
“Enak aja loe ngomong begitu,loe jealous ma gue ya”
“Siapa bilang gue jealous ma loe,cepetan dong nik”
“Ya…ya… gusar amat sih loe,takut kena koclahannya ya atau hukumannya?
Memang teman teman ku nggak ada yang berani melawannya,kecuali geng gue, THREENA gitu lho…
“Ah…urusan hukuman nggak penting,yuk…!”Nelsya menarik tanganku,aku cepat cepat melepaskannya.
“Aduuuh…!sakit tahu”
“Makanya cepetan”
“Ya,ya.Aku belum bayar,Nel”
“Ya udah cepet”
“Idiiih galak amet sih jadi orang”
“Biarin,yang penting nggak makan orang!ketimbang loe”
“Ih GR,Mbok Jim ini uangnya.”
Kusodorkan uang lima ribuan kepadanya,lalu aku nyosor lari ke kelas.Sebelum beranjak kekelas,mbok Jim memanggilku “Den kembalinya?”
“Nggak usah!buat persenan mbok aja”lalu kami bertiga berhambur dari warung itu dan masuk menuju kelas”.
***
Kami bertiga dengan bersamaan mengayunkan langkah kami setapak demi setapak menuju ke kelas 6 ibtidaiyyah.Tak tahunya pak Jenggot sudah menghadang kami didepan pintu,gengku yang sekaligus sahabatku tertegun melihat raut paut Pak Jenggot yang merah padam itu.
“Dari mana saja kalian!”tanyanya membembentak dan marah sambil melototi kami,aku pun tertunduk.
“Dari rumah ,baru berangkat kok pak”jawabku dusta
“Dari rumah?jam seginikah baru berangkat?”
“Iya pak”jawab ku hamper bersamaan.
“Kalau begitu kalian harus di hukum”
“Ha…?ampun pak ampun,kami tidak akan mengulanginya lagi,jangan hukum kami pak,please deh?”
“Kalian sudah telat 5 menit.Bagaimanapun juga harus dihukum!”
“Katanya bapak baik hati,penyayang,agnteng lagi”ucapku manja,supaya dia tertarik dengan omong kosongku.
“Oh ya?kalau memang bapak ganteng,pacarmu dengan aku ganteng mana?”
“Yah...ganteng pacarku lah?masak bapak,hi...”
“Nel,bego’ amat sih loe.Loe tuh tahu ambil hati orang nggak?nanti klo dia marah gimana?aku tuh cuma mau ambil hati aja tahu.Uh... dasar tolol”bisikku ditelinga Nelsya,ia mengangguk dan menyesal.
“Sorry paksebenarnya ada benernya juga pak”
“Kok bisa katanya aku ganteng”ucapnya mulai tertarik dengan omonganku.
“Iya,iyalah.Because bapak nggak perhatian dan suka menghukum kami”
“Oke,tapi jangan diulangi,duduk sana!”
“Nah.. gitu dong pak,trims pak”ucap Nelsya dengan girang.Gengku itu suka bikin ada-ada , selain itu kami adalah tim jahil dan Konyol.

“Buka tajwidnya!”Nesyi membuka kitabnya dan memaknainya.Sementara aku dan Nelsya masih bengong dan sibuk untuk mencari kitab tajwid.
“Eh Nesy, loe tahu nggak kitab gue kemana?”
“Nggak,kitabmu nggak ada?”
Nelsya mengangguk dan balik tanya dengan gue”Nik loe tahu nggak kitabku kemana?”
“Eh loe juga tahu nggak kitab gue kemana?
“ Loe tuh gimana sih ,gue barusan nanya malah balik tanya!”
“Sorry friend,gue nggak tahu kitab elo.Kitabku juga nggak ada sih.Jangan jangan ketinggalan dirumah,aduh mampus gue!”
“Nik,Nel.apa yang kalian perbuat.Mana kitabnya!”
Aku dan Nelsya sikut sikutan akhirnya kami berdua mengaku “Ketinggalan di rumah pak,”jawabku hampir serempak.
“Sini,maju ke depan!”katanya sambil memukul-pukul tongkat ditangannya.Aku dan Nelsya memaksa Nesya untuk maju.Akhirnya kami bertiga menghadap Pak jenggot.
“Nesy siapa yang suruh maju?”ucapnya sambil melototinya
“saya pak!saya juga tidak bawa kitabnya”
“Bagus.Kalian harus menerima ganjarannya!kalian tahu apa ganjarannya?”
“Tidak pak!”
“Oke.Kalian harus rukuk sampai pulang nanti”
“Whattt?”
“Cepaaat!”
“Uh gara gara loe tuh Nik,aku jadi begini!”
“jangan nyalahin orang dong,Nel.Loe juga salah”tegur si kembarnya.
***
Pak Jenggot keluar menuju kantor baru 10menit kami rukuk.Kami membuat rencana bolos,setelah sepakat kami cepat cepat kabur kami bolos ke rumah Isna.Dulu,dia adalah teman sekelas,karena dia tak naik kelas,maka ia jadi adik kelasku.
“Tumben kesini”katanya heran
“Ya iyalah kan aku barusan bolos”
“Oh…daripada kegubugku mending ke Apur,yuk”
Isna masuk kedalam mengambil pancing,lalu kami berempat berangkat ke tempat yang sudah dijanjikan.Sungai Apur itu ada di desaku sebelah utara,orang sering nyebut sungai komodo.Tak lama juga kami tiba disana .Isna mulai memancing,dan ia mendapat Ikan besar
“Wow besarsekali “gumamnya
Kami dapat dapat Ikan Lele Dumbo,beratnya kira kira I kg,dan suaranya aneh,krok...krok...krok...begitulah bunyinya,lalu aku cari pelapis pisang didekat sungai itu.Setelah selesai,aku beranjak menuju tempat semula dimana teman teman memancing.Saking licinnya, aku tersandung batu dan tergelincir akhirnya aku jatuh tersungkur dan tercebur di kali “BYUR”.
“Ha,ha,ha…”
“Tolong...tolonggg!”aku menjerit sekuat kuatnya,lalu Isna menolongku.Aku kecewa atas kejadian itu,bajuku basah kuyup sandalku yang satu hanyut ke sungai dan yang satu terputus. “Aduhhhh...kasihan sekali,tuh Nika”ucap si kembar bergumam.Aku masih melamun memikirkan nasibku dan belum lagi di rumah,pasti papih dan bunda mengomel,raut pautnya uh...kayak monster sereeem,.Tiba-tiba mereka membuyarkan lamunanku,setelah itu kami bersama sama memanggang lele yang kami dapat.

Kami pulang dari sungai,sambil menunggu teman pulang,setelah mereka pulang, aku pulangdalam keadaan was was.Sampai dirumah,dugaanku benar.Papih membentakku dengan suara menggelegar dan akhirnya akudihukum oleh orangtuaku,yaitu aku diikat dipohon belimbing sampai isya’.Aduuuhh sudah capek,malu lagi di pandang orang.
Setelah aku bebas dari hukuman,aku masuk ke myroom dan ku beri kabar untuk my diary.

Rabu, 24 Februari 2010

GANJARAN BUAT GENG THREENA

Oleh Siti khoirunyca

Siang hari yang mengat garang,aku merasa seolah olah dipanggang.Sinar sang surya pun makin menyengan kulit putihku.Ketika itu angin sepoi-sepoi mengibaskan debu pasir jalanan,sehingga kaca rumah di desa ini berembun debu.aku sedang duduk di beranda rumah sambil membaca majalah,baru asyik-asyiknya membaca dinda,Hasty semata wayang menghampiriku dan duduk di pangkuku,dia itu orangnya konyol,rambutnya kriting dan kulitnya sawo matang.

“Teh,boleh nanya nggak?”
Aku memandangnya sebentar,lalu kubalikkan pandanganku kemajalah tadi.
“Idiih..Jaim(jaga image)banget sih”katanya kecewa sambil mencibir,yah karena aku tak memberinya respon.
“Teteh,buka mulut lebarnya,dong”
“Memangnya dinda mau ngomong apa?”
“Teh Nika taku nggak mengapa sih desa ini namanya PEPE?”
“Emm… nggak tahu sih,kata bunda desa ini saal usulnya ya… karena penduduk sekitar sini suka mepe.Yah..mepe sembaranglah,maka itu di namakan mepe.Kau tahu sendirikan?kalau siang bolong seperti ini,panasnya bukan main,orang orang pada mepe.Sedang kalau malam,dinginnya juga nggak ketulungsan.Kamu tahu nggak,jam lima pagi sekarang sudah pagi benar namun kalau dulu waktu teh Nika masih kecil,jam lima itu masih petang,lagian orang orang lagi masih pancal kemul”cerocosku panjang lebar sampai adikku memendangku terus.
“Oh… gitu ya ceritanya ,ternyata unik juga ya desa kelahiran dinda.Ha,ha,ha…!”ucapnya sambil cekikikan

Tak kusengaja,aku tersentak kaget melihat jarum jam yang menunjuk ke angka 13.50WIB,aku langsung bangun dari dudukku,kutinggal dinda sendirian.Akupun beregegas untuk berangkat ke MADIN.Sebelumnya aku pamit pada ortuku
“Bun,Pih,aku berangkat dulu ya”.
Barusan sampai di gerbang.Bunda sudah mulai mengkoclah-koclah lagi “He..he..he..,kamukan belum salaman sama Bunda.Sini!nanti kalau di sekolah jangan bolos, belajar yang benar ya?”
“Iya,Bun”kucium tangan lembut bunda,lalu aku berangkat sekolah’

***
Siang yang mengilap-ilap ini aku berangkat sekolah dengan jalan kaki,jarak rumahku tak jauh dari sekolah,jaraknya kira-kira 200meter.Disepanjang jalan yang penuh dengan butiran butiran kerikil dan aspal,aku berjalan sambil menyenandungkan lagu “TINGGAL KENANGAN” by Gabby.Dari belakang aku dike3jutkan oleh Nesya dan Nelsya,mereka adalah saudara kembar.Namun,mereka memiliki sifat yang berbeda.Nesya tuh orangnya kalem juga tidak suka usil,sedang Nelsya sifatnya kebalikannya.
“Eh,kalian.Bikin orang kaget aja,untung jantungku nggak copot”.
“Biar copot aja,kan nbaik.Ha…ha..ha..”.
“Nelsya loe itu gimana sih,nanti kalau memang jantungku copot giman?”
“Ya..enggak gimana gimana dong.Kalau memang copot dilaskan aja ke paklik Prapto,bereskan..???”
“Ih jangan ngawur ya kalau ngomong”.
“Udah deh..kal;ian tuh jangan adu lontar dijalan ya.Apa kalian nggak malu ma orang?yuk kita berangkat”Nesya menggandeng tanganku dan sikembarnya.

***
Sampai di MADIN,aku and my friends tak langsung ke kelas,melainkan mampir diwarung Mbok Jimah.Tak terasa bel tanda masuk berdenting,tetapi aku masih dengan santainya icip icip Pecel tengkaruk,pecel ini adalah makanan khas desaku,rasanya lezat lho…!!!selain rasa sambal kacang dan tengkaruknya yang khas itu juga dilengkapi dengan tahu pong.Siapapun orangnya yang makan,pasti maunya nambah,saking lezatnya kaleee.
“Nik,cepetan dong, tuh bel dah bunyi”omel Nesya karenba takut dengan Pak Jenggot.Nama asli beliau adalah Pak Soim.Karena orangnya tuh serem banget,badannya gede,berkulit hitam gelap,berkumis tebal,berjenggot panjang,kayak kambing he…he..he…,maka beliau dipanggil dengan nama popular Pak Jenggot.Namun beliau juga penyayang lho,terutama kepadaku,sampai teman sekelaskujealous deh.Ia juga seorang kyai.
“Nik cepetan dong makannya nanti keburu masuk Guru cintamu tuh”
“Enak aja loe ngomong begitu,loe jealous ma gue ya”
“Siapa bilang gue jealous ma loe,cepetan dong nik”
“Ya…ya… guysar amat sih loe,takut kena koclahannya ya atau hukumannya?
Memeng teman teman ku nggak ada yang berani melawannya,kecuali geng gue THREENA gitruy lho…
“Ah…urusan hukuman nggak penting,yuk…!”Nelsya menarik tanganku,aku cepat cepat melepaskannya.
“Aduuuh…!sakit tahu”
“Makanya cepetan”
“Ya,ya.Aku belum bayar,Nel”
“Ya udah cepet”
“Idiiih galak amet sih jadi orang.Mbok Jim ini uangnya.”
Kusodorkan uang lima ribuan kepadanya,lalu aku nyosor lari ke kelas
***
Kami bertiga dengan bersamaan mengayunkan langkah kami setapak demi setapak menuju ke kelas 6 ibtidaiyyah.Tak tahunya pak Jenggot sudah menghadang kami didepan pintu,gengku yang sekaligus sahabatku tertegun melihat raut paut Pak Jenggot yang merah padam itu.
“Dari mana saja kalian?”tanyanya membembentak dan marah sambil melototi kami,aku pun tertunduk.
“Dari rumah ,baru berangkat kok pak”jawabku dusta
“Dari rumah?jam seginikan baru berangkat?”
“Iya pak”jawab ku hamper bersamaan.
“Kalau begitu kalian harus di hokum”
“Ha…?ampun pak ampun,kami tidak akan mengulanginya lagi,jangan di hokum ya pak,please deh?”
“Oke,tapi jangan diulangi,duduk sana!”
“Nah.. gitu dong pak,trims pak”acap Nelsya dengan girang.Gengku itu suka bikin ada-ada , selain itu kami adalah tim jahil dan Konyol.

“Buka tajwidnya!”
Nesyi membuka kitabnya masing masing dan memaknainya.Sementara aku dan Nelsya masih bengong dan sibuk untuk mencari tajwid.
“Eh Nesy, loe tahu nggak kitab gue kemana?”
“Nggak,kitabmu nggak ada?”
Nelsya mengangguk dan balik tanya dengan gue”Nik loe tahu nggak kitabku kemana?”
“Eh loe juga tahu nggak kitab gue kemana?
“ Loe tuh gimana sih ,gue barusan nanya malah balik Tanya!”
‘Sorry friend,gue nggak tahu kitab elo.Kitabku juga nggak ada sih.Jangan jangan kelinggalan dirumah,mampus gue”
“Nik,Nel.apa yang kalian perbuat.Mana kitabnya!”
Aku dan Nelsya sikut sikutan akrirnya kaqmi berdua mengaku “Ketinggalan ke rumah pak,”jawabku hamper serempak
“Sini,maju ke depan!”katanya sambil memukul-pukul tongkat ditangannya.Aku dan Nelsya memaksa Nesya untuk maju.akhirnya kami bertiga menghadap Pak jenggot.
“Nesy siapa yang suruh maju?aku melototinya
“saya pak saya juga tak bawa kitabnya”
“Bagus.Kalian harus menerima gan jarannya!kalian tahu apa ganjarannya?”
“Tidak pak”
“Oke.Kalian harus rukuk sampai pulang nanti”
“Whattt?”
“Cepaaat!”
“Uh gara gar aloe tuh Nik,aku jadi begini!”
“jangan nyalahin orang dong,Nel”tegur sikembarnya

Pak Jenggot keluar menuju kantor baru 10menit kami rukuk,lalu kami membuat rencana bolos, kami cepat cepat kabur,kami bolos ke rumah Isna.
“Tumben kesini”katanya heran
“Ya iyalah kan aku barusan bolos”
“Oh…daripada kegubugku mending ke Apur,yuk”
Isna masuk kedalam mengambil pancing.Sungai Apur itu ada di desaku sebelah utara,orang sering nyebut sungai komodo.tak lama juga kami tiba disana .Isna mulai memancing,dan ia mendapat Ikan besar
“Wow besarsekali “gumamnya
Kami dapat dapat Ikan Lele Dumbo,beratnya kira kira I kg,dan suaranya aneh,krok,krok,begitulah bunyinya,lalu aku cari pelapisnya.setelah itu aku turun saking licinnya aku tersandung batu dan tergelincir akhirnya aku tercebur di kali.
“Ha,ha,ha…”
Lalu Isna menolongku,setelah itu kami bersama sama memanggang lele tadi.

Kami pulang dari sungai,sambil menunggu teman pulang,setelah meerka pulang aku pulang sampai diruamah aku dapat hukuman oleh orangtuaku.

Minggu, 21 Februari 2010

Hidup-Ku

Dulu duniaku asri karena engkau
Sekarang sudah tiada arti
Sedih,sedan,sedu selalu tercecap
Demi pembalasan rasa sayangmu
kepadaku

Kini naluriku semakin petang
Kau biarkan daku begitu saja
Sedang kau tuntas urusan duniamu
dan bahagia disana