Jumat, 26 Februari 2010

GENG THREENA ( REVISI )

Oleh Siti khoirunyca

Siang hari yang menyengat garang, aku merasa seolah-olah dipanggang di atas tungku. Sinar sang surya pun makin terasa sakit di kulit putihku. Ketika itu angin sepoi-sepoi mengibaskan debu pasir jalanan, sehingga kaca rumah di desa ini berembun debu.Aku sedang duduk di beranda rumah sambil membaca majalah, baru asyik-asyiknya membaca dinda Hasty,adikku semata wayang menghampiriku dan duduk di pangkuku,dia itu orangnya konyol,rambutnya kriting dan berkulit sawo matang.

“Teh,boleh nanya nggak?”
Aku memandangnya sebentar,lalu kubalikkan pandanganku ke majalah tadi.
“Idiih..Jaim(jaga image)banget sih”katanya kecewa sambil mencibir,yah karena aku tak memberinya respon.
“Teteh,buka mulut lebarnya,dong”
“Memangnya dinda mau ngomong apa?”
“Teh Nika taku nggak mengapa sih desa ini namanya PEPE?”
“Emm… nggak tahu sih,kata bunda desa ini asal usulnya ya… karena penduduk sekitar sini suka mepe.Yah..mepe sembaranglah,seperti:mepe gabah,jagung,dll.Maka itu, desa ini dinamakan PEPE.Kau tahu sendirikan?kalau siang bolong seperti ini,panasnya bukan main,orang orang pada mepe.Sedang kalau malam,dinginnya juga nggak ketulungsan.Kamu tahu nggak,jam lima pagi sekarang sudah pagi benar namun kalau dulu waktu teh Nika masih kecil,jam lima itu masih petang,lagian orang orang lagi masih pancal kemul”cerocosku panjang lebar sampai adikku memandangku terus.
“Oh… gitu ya ceritanya ,ternyata unik juga ya desa kelahiran dinda.Ha,ha,ha…!”ucapnya sambil cekikikan

Tak sangka,jarum jam yang menunjuk ke angka 13.50WIB,aku tersentak kaget,Lalu aku bangun dari dudukku,kutinggal dinda mungil ini sendirian.Akupun beregegas untuk berangkat ke MADIN.Sebelumnya aku pamit pada ortuku
“Bun,Pih,aku berangkat dulu ya”.
Barusan sampai di gerbang.Bunda sudah mulai mengkoclah-koclah lagi “He..he..he..,kamukan belum salaman sama Bunda.Sini!nanti kalau di sekolah jangan bolos, belajar yang benar ya?”
“Iya,Bun”kucium tangan lembut bunda,lalu aku berangkat sekolah’

***
Siang yang mengilap-ilap ini aku berangkat sekolah dengan jalan kaki,jarak rumahku tak jauh dari sekolah,jaraknya kira-kira 200meter.Disepanjang jalan yang penuh dengan butiran butiran kerikil dan aspal,aku berjalan sambil menyenandungkan lagu “TINGGAL KENANGAN” by Gabby.Dari belakang aku dikejutkan oleh Nesya dan Nelsya,mereka adalah saudara kembar.Namun,mereka memiliki sifat yang berbeda.Nesya tuh orangnya kalem juga tidak suka usil,sedang Nelsya sifatnya kebalikannya.
“Eh,kalian.Bikin orang kaget aja,untung jantungku nggak copot”.
“Biar copot aja,kan baik.Ha…ha..ha..”.
“Nelsya loe itu gimana sih,nanti kalau memang jantungku copot gimana?”
“Ya...enggak gimana gimana dong.Kalau memang copot dilaskan aja ke paklik Prapto,bereskan..???”
“Ih jangan ngawur ya kalau ngomong”.
“Udah deh..kalian tuh jangan adu lontar dijalan ya.Apa kalian nggak malu ma orang?yuk kita berangkat”Nesya menggandeng tanganku dan sikembarnya.

***
Sampai di MADIN,aku and my friends tak langsung ke kelas,melainkan mampir diwarung rakyat,milik Mbok Jimah.Tak terasa bel tanda masuk berdenting,tetapi aku masih dengan santainya icip icip Pecel tengkaruk,pecel ini adalah makanan khas di desaku,rasanya lezat lho…!!!selain itu,pecelnya diolesi dengan sambal kacang dan tengkaruk yang khas itu dan juga dilengkapi dengan tahu pong.Siapapun orangnya yang makan,pasti maunya nambah,saking lezatnya kaleee.Lagian Harganya murah lho...cuma 2000rupiah per porsi.He..he..hee kayak promosi aja
“Nik,cepetan dong, tuh bel dah bunyi”omel Nesya karenba takut dengan Pak Jenggot.Dia adalah seorang kyai.Nama asli beliau adalah Pak Soim.Karena orangnya tuh serem banget,badannya gede,berkulit hitam gelap,berkumis tebal,berjenggot panjang,kayak kambing he…he..he…,maka beliau dipanggil dengan nama popular Pak Jenggot.Namun beliau juga penyayang lho,terutama kepadaku,sampai teman sekelasku jealous deh.
“Nik cepetan dong makannya! nanti keburu masuk oleh guru cintamu tuh”
“Enak aja loe ngomong begitu,loe jealous ma gue ya”
“Siapa bilang gue jealous ma loe,cepetan dong nik”
“Ya…ya… gusar amat sih loe,takut kena koclahannya ya atau hukumannya?
Memang teman teman ku nggak ada yang berani melawannya,kecuali geng gue, THREENA gitu lho…
“Ah…urusan hukuman nggak penting,yuk…!”Nelsya menarik tanganku,aku cepat cepat melepaskannya.
“Aduuuh…!sakit tahu”
“Makanya cepetan”
“Ya,ya.Aku belum bayar,Nel”
“Ya udah cepet”
“Idiiih galak amet sih jadi orang”
“Biarin,yang penting nggak makan orang!ketimbang loe”
“Ih GR,Mbok Jim ini uangnya.”
Kusodorkan uang lima ribuan kepadanya,lalu aku nyosor lari ke kelas.Sebelum beranjak kekelas,mbok Jim memanggilku “Den kembalinya?”
“Nggak usah!buat persenan mbok aja”lalu kami bertiga berhambur dari warung itu dan masuk menuju kelas”.
***
Kami bertiga dengan bersamaan mengayunkan langkah kami setapak demi setapak menuju ke kelas 6 ibtidaiyyah.Tak tahunya pak Jenggot sudah menghadang kami didepan pintu,gengku yang sekaligus sahabatku tertegun melihat raut paut Pak Jenggot yang merah padam itu.
“Dari mana saja kalian!”tanyanya membembentak dan marah sambil melototi kami,aku pun tertunduk.
“Dari rumah ,baru berangkat kok pak”jawabku dusta
“Dari rumah?jam seginikah baru berangkat?”
“Iya pak”jawab ku hamper bersamaan.
“Kalau begitu kalian harus di hukum”
“Ha…?ampun pak ampun,kami tidak akan mengulanginya lagi,jangan hukum kami pak,please deh?”
“Kalian sudah telat 5 menit.Bagaimanapun juga harus dihukum!”
“Katanya bapak baik hati,penyayang,agnteng lagi”ucapku manja,supaya dia tertarik dengan omong kosongku.
“Oh ya?kalau memang bapak ganteng,pacarmu dengan aku ganteng mana?”
“Yah...ganteng pacarku lah?masak bapak,hi...”
“Nel,bego’ amat sih loe.Loe tuh tahu ambil hati orang nggak?nanti klo dia marah gimana?aku tuh cuma mau ambil hati aja tahu.Uh... dasar tolol”bisikku ditelinga Nelsya,ia mengangguk dan menyesal.
“Sorry paksebenarnya ada benernya juga pak”
“Kok bisa katanya aku ganteng”ucapnya mulai tertarik dengan omonganku.
“Iya,iyalah.Because bapak nggak perhatian dan suka menghukum kami”
“Oke,tapi jangan diulangi,duduk sana!”
“Nah.. gitu dong pak,trims pak”ucap Nelsya dengan girang.Gengku itu suka bikin ada-ada , selain itu kami adalah tim jahil dan Konyol.

“Buka tajwidnya!”Nesyi membuka kitabnya dan memaknainya.Sementara aku dan Nelsya masih bengong dan sibuk untuk mencari kitab tajwid.
“Eh Nesy, loe tahu nggak kitab gue kemana?”
“Nggak,kitabmu nggak ada?”
Nelsya mengangguk dan balik tanya dengan gue”Nik loe tahu nggak kitabku kemana?”
“Eh loe juga tahu nggak kitab gue kemana?
“ Loe tuh gimana sih ,gue barusan nanya malah balik tanya!”
“Sorry friend,gue nggak tahu kitab elo.Kitabku juga nggak ada sih.Jangan jangan ketinggalan dirumah,aduh mampus gue!”
“Nik,Nel.apa yang kalian perbuat.Mana kitabnya!”
Aku dan Nelsya sikut sikutan akhirnya kami berdua mengaku “Ketinggalan di rumah pak,”jawabku hampir serempak.
“Sini,maju ke depan!”katanya sambil memukul-pukul tongkat ditangannya.Aku dan Nelsya memaksa Nesya untuk maju.Akhirnya kami bertiga menghadap Pak jenggot.
“Nesy siapa yang suruh maju?”ucapnya sambil melototinya
“saya pak!saya juga tidak bawa kitabnya”
“Bagus.Kalian harus menerima ganjarannya!kalian tahu apa ganjarannya?”
“Tidak pak!”
“Oke.Kalian harus rukuk sampai pulang nanti”
“Whattt?”
“Cepaaat!”
“Uh gara gara loe tuh Nik,aku jadi begini!”
“jangan nyalahin orang dong,Nel.Loe juga salah”tegur si kembarnya.
***
Pak Jenggot keluar menuju kantor baru 10menit kami rukuk.Kami membuat rencana bolos,setelah sepakat kami cepat cepat kabur kami bolos ke rumah Isna.Dulu,dia adalah teman sekelas,karena dia tak naik kelas,maka ia jadi adik kelasku.
“Tumben kesini”katanya heran
“Ya iyalah kan aku barusan bolos”
“Oh…daripada kegubugku mending ke Apur,yuk”
Isna masuk kedalam mengambil pancing,lalu kami berempat berangkat ke tempat yang sudah dijanjikan.Sungai Apur itu ada di desaku sebelah utara,orang sering nyebut sungai komodo.Tak lama juga kami tiba disana .Isna mulai memancing,dan ia mendapat Ikan besar
“Wow besarsekali “gumamnya
Kami dapat dapat Ikan Lele Dumbo,beratnya kira kira I kg,dan suaranya aneh,krok...krok...krok...begitulah bunyinya,lalu aku cari pelapis pisang didekat sungai itu.Setelah selesai,aku beranjak menuju tempat semula dimana teman teman memancing.Saking licinnya, aku tersandung batu dan tergelincir akhirnya aku jatuh tersungkur dan tercebur di kali “BYUR”.
“Ha,ha,ha…”
“Tolong...tolonggg!”aku menjerit sekuat kuatnya,lalu Isna menolongku.Aku kecewa atas kejadian itu,bajuku basah kuyup sandalku yang satu hanyut ke sungai dan yang satu terputus. “Aduhhhh...kasihan sekali,tuh Nika”ucap si kembar bergumam.Aku masih melamun memikirkan nasibku dan belum lagi di rumah,pasti papih dan bunda mengomel,raut pautnya uh...kayak monster sereeem,.Tiba-tiba mereka membuyarkan lamunanku,setelah itu kami bersama sama memanggang lele yang kami dapat.

Kami pulang dari sungai,sambil menunggu teman pulang,setelah mereka pulang, aku pulangdalam keadaan was was.Sampai dirumah,dugaanku benar.Papih membentakku dengan suara menggelegar dan akhirnya akudihukum oleh orangtuaku,yaitu aku diikat dipohon belimbing sampai isya’.Aduuuhh sudah capek,malu lagi di pandang orang.
Setelah aku bebas dari hukuman,aku masuk ke myroom dan ku beri kabar untuk my diary.

Rabu, 24 Februari 2010

GANJARAN BUAT GENG THREENA

Oleh Siti khoirunyca

Siang hari yang mengat garang,aku merasa seolah olah dipanggang.Sinar sang surya pun makin menyengan kulit putihku.Ketika itu angin sepoi-sepoi mengibaskan debu pasir jalanan,sehingga kaca rumah di desa ini berembun debu.aku sedang duduk di beranda rumah sambil membaca majalah,baru asyik-asyiknya membaca dinda,Hasty semata wayang menghampiriku dan duduk di pangkuku,dia itu orangnya konyol,rambutnya kriting dan kulitnya sawo matang.

“Teh,boleh nanya nggak?”
Aku memandangnya sebentar,lalu kubalikkan pandanganku kemajalah tadi.
“Idiih..Jaim(jaga image)banget sih”katanya kecewa sambil mencibir,yah karena aku tak memberinya respon.
“Teteh,buka mulut lebarnya,dong”
“Memangnya dinda mau ngomong apa?”
“Teh Nika taku nggak mengapa sih desa ini namanya PEPE?”
“Emm… nggak tahu sih,kata bunda desa ini saal usulnya ya… karena penduduk sekitar sini suka mepe.Yah..mepe sembaranglah,maka itu di namakan mepe.Kau tahu sendirikan?kalau siang bolong seperti ini,panasnya bukan main,orang orang pada mepe.Sedang kalau malam,dinginnya juga nggak ketulungsan.Kamu tahu nggak,jam lima pagi sekarang sudah pagi benar namun kalau dulu waktu teh Nika masih kecil,jam lima itu masih petang,lagian orang orang lagi masih pancal kemul”cerocosku panjang lebar sampai adikku memendangku terus.
“Oh… gitu ya ceritanya ,ternyata unik juga ya desa kelahiran dinda.Ha,ha,ha…!”ucapnya sambil cekikikan

Tak kusengaja,aku tersentak kaget melihat jarum jam yang menunjuk ke angka 13.50WIB,aku langsung bangun dari dudukku,kutinggal dinda sendirian.Akupun beregegas untuk berangkat ke MADIN.Sebelumnya aku pamit pada ortuku
“Bun,Pih,aku berangkat dulu ya”.
Barusan sampai di gerbang.Bunda sudah mulai mengkoclah-koclah lagi “He..he..he..,kamukan belum salaman sama Bunda.Sini!nanti kalau di sekolah jangan bolos, belajar yang benar ya?”
“Iya,Bun”kucium tangan lembut bunda,lalu aku berangkat sekolah’

***
Siang yang mengilap-ilap ini aku berangkat sekolah dengan jalan kaki,jarak rumahku tak jauh dari sekolah,jaraknya kira-kira 200meter.Disepanjang jalan yang penuh dengan butiran butiran kerikil dan aspal,aku berjalan sambil menyenandungkan lagu “TINGGAL KENANGAN” by Gabby.Dari belakang aku dike3jutkan oleh Nesya dan Nelsya,mereka adalah saudara kembar.Namun,mereka memiliki sifat yang berbeda.Nesya tuh orangnya kalem juga tidak suka usil,sedang Nelsya sifatnya kebalikannya.
“Eh,kalian.Bikin orang kaget aja,untung jantungku nggak copot”.
“Biar copot aja,kan nbaik.Ha…ha..ha..”.
“Nelsya loe itu gimana sih,nanti kalau memang jantungku copot giman?”
“Ya..enggak gimana gimana dong.Kalau memang copot dilaskan aja ke paklik Prapto,bereskan..???”
“Ih jangan ngawur ya kalau ngomong”.
“Udah deh..kal;ian tuh jangan adu lontar dijalan ya.Apa kalian nggak malu ma orang?yuk kita berangkat”Nesya menggandeng tanganku dan sikembarnya.

***
Sampai di MADIN,aku and my friends tak langsung ke kelas,melainkan mampir diwarung Mbok Jimah.Tak terasa bel tanda masuk berdenting,tetapi aku masih dengan santainya icip icip Pecel tengkaruk,pecel ini adalah makanan khas desaku,rasanya lezat lho…!!!selain rasa sambal kacang dan tengkaruknya yang khas itu juga dilengkapi dengan tahu pong.Siapapun orangnya yang makan,pasti maunya nambah,saking lezatnya kaleee.
“Nik,cepetan dong, tuh bel dah bunyi”omel Nesya karenba takut dengan Pak Jenggot.Nama asli beliau adalah Pak Soim.Karena orangnya tuh serem banget,badannya gede,berkulit hitam gelap,berkumis tebal,berjenggot panjang,kayak kambing he…he..he…,maka beliau dipanggil dengan nama popular Pak Jenggot.Namun beliau juga penyayang lho,terutama kepadaku,sampai teman sekelaskujealous deh.Ia juga seorang kyai.
“Nik cepetan dong makannya nanti keburu masuk Guru cintamu tuh”
“Enak aja loe ngomong begitu,loe jealous ma gue ya”
“Siapa bilang gue jealous ma loe,cepetan dong nik”
“Ya…ya… guysar amat sih loe,takut kena koclahannya ya atau hukumannya?
Memeng teman teman ku nggak ada yang berani melawannya,kecuali geng gue THREENA gitruy lho…
“Ah…urusan hukuman nggak penting,yuk…!”Nelsya menarik tanganku,aku cepat cepat melepaskannya.
“Aduuuh…!sakit tahu”
“Makanya cepetan”
“Ya,ya.Aku belum bayar,Nel”
“Ya udah cepet”
“Idiiih galak amet sih jadi orang.Mbok Jim ini uangnya.”
Kusodorkan uang lima ribuan kepadanya,lalu aku nyosor lari ke kelas
***
Kami bertiga dengan bersamaan mengayunkan langkah kami setapak demi setapak menuju ke kelas 6 ibtidaiyyah.Tak tahunya pak Jenggot sudah menghadang kami didepan pintu,gengku yang sekaligus sahabatku tertegun melihat raut paut Pak Jenggot yang merah padam itu.
“Dari mana saja kalian?”tanyanya membembentak dan marah sambil melototi kami,aku pun tertunduk.
“Dari rumah ,baru berangkat kok pak”jawabku dusta
“Dari rumah?jam seginikan baru berangkat?”
“Iya pak”jawab ku hamper bersamaan.
“Kalau begitu kalian harus di hokum”
“Ha…?ampun pak ampun,kami tidak akan mengulanginya lagi,jangan di hokum ya pak,please deh?”
“Oke,tapi jangan diulangi,duduk sana!”
“Nah.. gitu dong pak,trims pak”acap Nelsya dengan girang.Gengku itu suka bikin ada-ada , selain itu kami adalah tim jahil dan Konyol.

“Buka tajwidnya!”
Nesyi membuka kitabnya masing masing dan memaknainya.Sementara aku dan Nelsya masih bengong dan sibuk untuk mencari tajwid.
“Eh Nesy, loe tahu nggak kitab gue kemana?”
“Nggak,kitabmu nggak ada?”
Nelsya mengangguk dan balik tanya dengan gue”Nik loe tahu nggak kitabku kemana?”
“Eh loe juga tahu nggak kitab gue kemana?
“ Loe tuh gimana sih ,gue barusan nanya malah balik Tanya!”
‘Sorry friend,gue nggak tahu kitab elo.Kitabku juga nggak ada sih.Jangan jangan kelinggalan dirumah,mampus gue”
“Nik,Nel.apa yang kalian perbuat.Mana kitabnya!”
Aku dan Nelsya sikut sikutan akrirnya kaqmi berdua mengaku “Ketinggalan ke rumah pak,”jawabku hamper serempak
“Sini,maju ke depan!”katanya sambil memukul-pukul tongkat ditangannya.Aku dan Nelsya memaksa Nesya untuk maju.akhirnya kami bertiga menghadap Pak jenggot.
“Nesy siapa yang suruh maju?aku melototinya
“saya pak saya juga tak bawa kitabnya”
“Bagus.Kalian harus menerima gan jarannya!kalian tahu apa ganjarannya?”
“Tidak pak”
“Oke.Kalian harus rukuk sampai pulang nanti”
“Whattt?”
“Cepaaat!”
“Uh gara gar aloe tuh Nik,aku jadi begini!”
“jangan nyalahin orang dong,Nel”tegur sikembarnya

Pak Jenggot keluar menuju kantor baru 10menit kami rukuk,lalu kami membuat rencana bolos, kami cepat cepat kabur,kami bolos ke rumah Isna.
“Tumben kesini”katanya heran
“Ya iyalah kan aku barusan bolos”
“Oh…daripada kegubugku mending ke Apur,yuk”
Isna masuk kedalam mengambil pancing.Sungai Apur itu ada di desaku sebelah utara,orang sering nyebut sungai komodo.tak lama juga kami tiba disana .Isna mulai memancing,dan ia mendapat Ikan besar
“Wow besarsekali “gumamnya
Kami dapat dapat Ikan Lele Dumbo,beratnya kira kira I kg,dan suaranya aneh,krok,krok,begitulah bunyinya,lalu aku cari pelapisnya.setelah itu aku turun saking licinnya aku tersandung batu dan tergelincir akhirnya aku tercebur di kali.
“Ha,ha,ha…”
Lalu Isna menolongku,setelah itu kami bersama sama memanggang lele tadi.

Kami pulang dari sungai,sambil menunggu teman pulang,setelah meerka pulang aku pulang sampai diruamah aku dapat hukuman oleh orangtuaku.

Minggu, 21 Februari 2010

Hidup-Ku

Dulu duniaku asri karena engkau
Sekarang sudah tiada arti
Sedih,sedan,sedu selalu tercecap
Demi pembalasan rasa sayangmu
kepadaku

Kini naluriku semakin petang
Kau biarkan daku begitu saja
Sedang kau tuntas urusan duniamu
dan bahagia disana