Rabu, 21 April 2010

SATU HATI DUA CINTA (REVISI)

Oleh Siti Khoirunika

Hari menyengat garang. Tanah pinggir jalan mulai merekah. Mata air kota Jakarta hampir surut. Akhir-akhir ini kerjaku cuma melamun dan melamun. Kenapa ya? Kamu tahu nggak setelah aku pindah ke kota ini pujaan hatiku hampir tidak pernah beri kabar! Entah mengapa! Menyebalkan bukan? Kira kira apa yang dia lakukan setelah kepergianku? Coba simak ceritanya! Eh hampir lupa. Kenalin namaku Runika Zakwa Ayu Ningtyas. Panjang, ya? Panggil saja aku Tyas. Dan kamu mau tahu nggak nama pujaan hatiku. Namanya indahhhhhhhh sekali, namanya sih Gilang Bagus Pratama. Dia sekarang tinggal di Boyolali, tanah yang kaya akan pohon jati dan buah-buahan.

* * *

Setelah beberapa bulan aku meninggalkannya, aku merasa bahagia untuk hidup baruku. Walau kalbu ini berselimut duka. Kini aku hanya bisa menghibur jiwaku dengan mimpi,saat bersamanya. Menyakitkan bukan? Kalau cinta itu harus dipendam, tanpa kehadiran sang pujaan hati.

”Tyas,aku mau tanya!” ucap Gilang dengan tersenyum manis.
Uh....batinku tambah deg-degan nih.Tanya apa lagi dia, ya? Atau jangan jangan dia mau nembak aku untuk ke dua kalinya. Dulu dia pernah mengungkapkannya, tapi kutolak. Karena aku merasa belum butuh cinta. Apa benar ya dia akan mengungkapkan perasaannya untuk kedua kalinya?
”E...e..bo..boleh. Tanya apa, ya?” kataku gugup.
”Tyas, kamu masih ingat tidak dulu waktu aku nembak kamu. Kamu nolak, kan?”
”Ya, terus mengapa?”
”Em...kalau aku mencoba lagi, boleh, nggak?”
”Gimana, ya?”
”Tyas, kumohon. Aku sangat mencintaimu. Lama aku memendamnya. Andai kau yang jadi aku, pasti hatimu sakit. Iya bukan?”
Hatiku pun luluh akhirnya aku menerimanya. Berbulan-bulan yang aku jalani dengannya baik-baik saja. Lama kelamaan aku bisa tahu apa arti cinta sesungguhnya.

Tok, tok, tok! Terdengar suara ketokan pintu di kamarku.Lamunanku buyar. Lalu ku buka pintu kamarku. Dan ternyata Bi Surya.

“Masuk bi! Ada apa?”
“Nih Non,ada surat untukmu.”
“Ya,trims. Dari siapa, Bi?”
“Baca saja, Non. Pasti tahu sendiri!”
“Ya sudah deh!”

Kubuka pelan-pelan surat itu. Kubaca kopnya surat itu dari Gilang.



Untuk Kekasihku,

Sebelumnya aku minta maaf, Tyas. Lama aku tak pernah beri kabar apalagi berjumpa.Tyas sayang, sebenarnya aku sayang kamu tapi...jika kau tahu aku harus melepaskanmu. Aku terpaksa Tyas. Aku terpaksa.Kau tahu berbulan-bulan aku menunggumu,mengharapkan kehadiranmu. Tapi apa daya? Semua mustahil! Aku tahu kamu pindah karena kehendak orang tuamu. Dan sekarang aku mohon carilah yang lebih baik selain aku. Aku mohon setulus hati kata maafku Tyas. Dan mulai sekarang anggap saja aku tak ada.

Salamku

”Lang, kau jahat,jahat!”
”Bundaaaaaaaaaaaa...!”
Kuremas kertas itu, lalu kusiapkan koper pakaianku. Aku tak terima atas itu semua. Hari ini juga aku harus ke Purwokerto.
”Tyas,mau mau ke mana, Nak?”
”Bun aku pamit, aku mau kembali ke Purwokerto. Dan Tyas akan menginap di rumah nenek,Bun!”
”Tapi...?”
”Sudah Bu,Bunda tenang saja. Tyas mohon!” aku terus keluar kamar. Tak pedulikan suara bunda. Air mataku terus mengalir,sampai mataku sembab. Ku starter mobil BMWku.

Setiba di sana menuju rumah nenek aku bersimpangan dengan Gilang. Dia berboncengan dengan cewek berambut pendek dan berpakaian panjang berwarna biru dengan motor Ninja-nya.
”Itu kan pakaianku dulu!” ucapku dalam hati. Kuhentikan mobil ku, lalu aku turun dari mobilku.
”Gilanggggggg!!”
Gilang menghentikan motornya kemudian dua insan menatapku. Gilang turun dari motornya kemudian dia mendekapku tetapi aku sempat mencegahnya. Lalu perempuan itu menyusulnya.
”Ha...kamu. Kamu Nara kan? Adik sepupuku. Iya kan? Kau jahat,Ra!”
”Kamu, kamu mbak Tyas!”
”Ya siapa lagi kalau bukan aku. Kalian munafik! Dan kau Lang. Kamu ingin putus denganku karena adikku kan? Yang lebih cantik,seksi. Iya kan? Dasar munafik!”
”Tyas,tidak. Aku sayang kamu!”
”Gombal!”
”Iya kak aku hanya sahabatan saja!”
”Apa, Ra! Kamu bilang sahabat! Tidak mungkinlah. Dia saja barusan mutusin aku! Kalau bukan kamu siapa lagi cewek yang di pujanya!”
”Tidak mbak! Aku tak kan pernah menyakiti hati mbak Tyas”
”Iya Tyas, aku sayang kamu kok. Aku dan Nara hanya sebatas sayang seorang adik!” timpal Gilang.
”Nggak mungkin! Oke. Mulai sekarang aku akan melupakanmu!”
Kubuka pintu mobilku, tetapi Gilang menghadangnya.
”Tyas,aku mohon. Maafkan aku! Aku berjanji tak akan mengecewakan kamu. Aku akan coba berlati sabar untuk menunggumu sampai kapan pun. Aku janji!” ucapnya sambil mendekap tanganku di dadanya.
”Maafin aku ya? Aku hanya bercanda. Aku tahu kamu pasti tak terima atas semua ini. Iya kan?”
”Iya mbak. Aku juga tak kan pernah cinta sama Mas Gilang. Aku kan sudah tahu kalau mbak pacarnya. Tadi aku cuma mengajaknya ke rumah nenek. Katanya kamu ke sana. Tadi bundamu bilang kamu akan berkunjung,”ucapnya sambil memelukku.
”Ya sudah maafin aku ya?”
Akhirnya kami pun saling memaafkan. Dan buat Gilang cinta dia harus dibagi untukku dan Nara.Aku pun juga. Aku akan berusaha untuk tidak cemburu bila Gilang dekat dengan Nara. Dan aku akan saling mengerti.

Rabu, 07 April 2010

SATU HATI DUA CINTA

Oleh Siti Khoirunika

Hari menyengat garang. Tanah pinggir jalan mulai merekah. Mata air Kota Jakarta hampir surut. Akhir akhir ini kerjaku cuma melamun dan melamun. Kenapa ya? Kamu tahu nggak setelah aku pindah ke kota ini pujaan hatiku hampir tidak pernah beri kabar! Entah mengapa! Menyebalkan bukan? Kira kira apa yang dia lakukan setelah kepergianku? Coba simak ceritanya!!! Eh hampir lupa. Kenalin namaku Runika Zakwa Ayu Ningtyas.panjang ya? Panggil aja aku Tyas. Dan kamu mau tahu nggak nama pujaan hatiku. Namanya indahhhhhhhh sekali, namanya sih Gilang Bagus pratama. Dia sekarang tinggal diBoyolali, tanah yang kaya akan pohon jati dan buah buahan.

* * *

Setelah beberapa bulan ku meninggalkannya, aku merasa bahagia untuk hidup baruku. Walau kalbu ini berselimut duka. Kini aku hanya bisa menghibur jiwaku dengan mimpi,saat bersamanya. Menyakitkan bukan? Kalau cinta itu harus dipendam, tanpa kehadiran sang pujaan hati.

”Tyas,aku mau tanya!” ucap Gilang dengan tersenyum manis.Uh....batinku tambah deg-degan nih.Tanya apalagi dia ya? Atau jangan jangan dia mau nembak aku untuk ke dua kalinya. Dulu dia pernah mengungkapkannya, tapi kutolak. Karena aku merasa belum butuh cinta. Apa benar ya dia akan mengungkapkan perasaannya untuk ke dua kalinya?
”E...e..bo..boleh. Tanya apa ya?” kataku gugup.
”Tyas, kamu masih ingat tidak dulu waktu aku nembak kamu. Kamu nolak kan?”
”Ya, terus mengapa?”
”Em...kalau aku mencoba lagi, boleh nggak?”
”gimana ya?”
”Tyas, ku mohon. Aku sangat mencintaimu. Lama aku memendamnya. Andai kau yang jadi aku, pasti hatimu sakit. Iya bukan?”
Hatiku pun luluh akhirnya ku menerimanya. Berbulan bulan yang aku jalani dengannya baik baik saja. Lama kelamaan aku bisa tahu apa arti cinta sesungguhnya.

Tok, tok, tok. Terdengar suara ketokan pintu di kamarku.Lamunanku buyar. Lalu ku buka pintu kamarku. Dan ternyata Bi Surya.

“ Masuk bi! Ada apa?”
“Ni non,ada surat untuk mu”
“Ya,trim. Dari siapa bi ?”
“Baca saja, Non. Pasti tahu sendiri!”
“ Ya sudah deh”

Kubuka pelan pelan surat itu. Kubaca kopnya surat itu dari Gilang.



Untuk Kekasihku,

Sebelumnya aku minta maaf, Tyas. Lama aku tak pernah beri kabar apalagi berjumpa.Tyas sayang, sebenarnya aku sayang kamu tapi...jika kau tahu aku harus melepaskanmu. Aku terpaksa Tyas. Aku terpaksa.Kau tahu berbulan bulan aku menunggumu,mengharapkan kehadiranmu. Tapi apa daya? Semua mustahil !!! Aku tahu kamu pindah karena kehendak orang tuamu. Dan sekarang aku mohon carilah yang lebih baik selain aku. Aku mohon setulus hati kata maafku Tyas. Dan mulai sekarang anggap saja aku tak ada.

Salamku

”Lang, kau jahat,jahat!”
”Bundaaaaaaaaaaaa!!!!”
Kuremas kertas itu, lalu ku siapkan koper pakaianku. Aku tak terima atas itu semua. Hari ini juga aku harus ke Purwokerto.
”Tyas,mau mau kemana nak?”
”Bun aku pamit, aku mau kembali ke Purwakarta. Dan Tyas akan menginap di rumah nenek,bun”
”Tapi...”
”Sudah bu,bunda tenang saja. Tyas mohon!” aku terus keluar kamar. Tak pedulikan suara bunda. Air mataku terus mengalir,sampai mataku sembab. Ku starter mobil BMWku. Setiba disana menuju rumah nenek aku bersimpangan dengan Gilang. Dia berboncengan dengan cewek berambut pendek dan berpakaian panjang berwarna biru dengan motor Ninjan nya.
”Itu kan pakaian ku dulu!” ucapku dalam hati. Kuhentikan mobil ku, lalu aku turun dari mobilku.
”Gilanggggggg!!”
Gilang menghentikan motornya kemudian dua insan menatapku. Gilang turun dari motornya kemudian dia mendekapku tetapi aku sempat mencegahnya. Lalu perempuan itu menyusulnya.
”Ha...kamu. Kamu Nara kan? Adik sepupuku. Iya kan? Kau jahat,Ra!”
”Kamu, kamu mbak Tyas!”
”Ya siapa lagi kalau bukan aku. Kalian munafik! Dan kau Lang. Kamu ingin putus denganku karena adikku kan? Yang lebih cantik,sexsi. Iya kan? Dasar munafik!”
”Tyas,tidak. Aku sayang kamu!”
”Gombal!”
”Iya kak aku hanya sahabatan saja!”
”Apa, Ra!Kamu bilang sahabat! Tidak mungkinlah. Dia saja barusan mutusin aku! Kalau bukan kamu siapa lagi cewek yang di pujanya!”
”Tidak mbak! Aku tak kan pernah menyakiti hati mbak Tyas”
”Iya Tyas, aku sayang kamu kok. Aku dan Nara hanya sebatas sayang seorang adik!” timpal Gilang.
”Nggak mungkin! Oke. Mulai sekarang aku akan melupakanmu!”
Ku buka pintu mobilku, tetapi Gilang menghadangnya.
”Tyas,aku mohon. Maafkan aku! Aku berjanji tak akan mengecewakan kamu. Aku akan coba berlati sabar untuk menunggumu sampai kapanpun. Aku janji” ucapnya sambil mendekap tanganku di dadanya.
”Maafin aku ya? Aku hanya bercanda. Aku tahu kamu pasti tak terima atas semua ini. Iya kan?”
”Iya mbak. Aku juga tak kan pernah cinta sama Mas Gilang. Aku kan sudah tahu kalau mbak pacarnya. Tadi aku cuma mengajaknya kerumah nenek. Katanya kamu kesana. Tadi bundamu bilang kamu akan berkunjung”ucapnya sambil memelukku.
”Ya sudah maafin aku ya”
Akhirnya kami pun saling memaafkan. Dan buat Gilang cinta dia harus dibagi untuk ku dan Nara.Akupun juga. Aku akan berusaha untuk tidak cemburu bila Gilang dekat dengan Nara. Dan aku akan saling mengerti.